UP
    Latest News
Showing posts with label PSIS. Show all posts
Showing posts with label PSIS. Show all posts

RESMI : PSIS tetap berlaga di kompetisi Divisi Utama PT Liga

RESMI : PSIS tetap berlaga di kompetisi Divisi Utama PT Liga
Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI Jawa Tengah menegaskan hanya mengenal dan mengakui PSIS Semarang di bawah Ketua Umum Soemarmo HS serta Ketua Harian Simon Legiman dengan General Manager Ferdinand Hindiarto. PSIS itu adalah klub yang berlaga di Divisi Utama (DU) PT Liga Indonesia (PT LI).
Sekretaris Umum (Sekum) Pengprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, menegaskan di luar nama- nama tersebut Pengprov PSSI Jawa Tengah tidak pernah mengenal nama dan kepengurusan lain. Artinya, kalau ada nama lain dalam manajemen lain, itu di luar struktural dan manajemen yang diakui Pengprov.
Pernyataan Johar tersebut disampaikannya menanggapi adanya pemberitaan pre-launching PSIS Semarang yang akan berlaga di DU PT Liga Prima Sportindo (PT LPIS) yang dihelat di La Luna Resto, Hotel Horison Simpanglima, Semarang, Ahad (13/1).
Dikonfirmasi melalui telepon selulernya, di Semarang, Rabu (16/1), Johar bahkan mengaku tidak tahu menahu dengan acara pre-launching tersebut, termasuk siapa saja yang menggelar dan menghadirinya.
Ia mengakui jika kabar tersebut justru baru diperolehnya dari sejumlah wartawan di Semarang, yang menyimak kabar di internet . “Kami sendiri tidak pernah tahu itu PSIS yang mana,” ungkap salah satu tokoh persepakbolaan di Kota Lumpia tersebut.
Oleh karena itu, ia menegaskan, tidak ada nama lain di luar nama-nama di bawah manajemen Soemarmo, Simon Legiman, serta Ferdinand Hindiarto tersebut. Kabar mengenai terbentuknya PSIS tandingan, kata dia, juga tak akan mempengaruhi persiapan tim sesungguhnya.
“PSIS Semarang ya tim yang akan merumput di Divisi Utama PT Liga Indonesia dan akan mengawali laga pembuka dengan menjamu PSCS Cilacap pada 27 Januari nati,” kata Johar.(fh)

Mantan Libero PSIS Tutup Usia

Mantan Libero PSIS Tutup Usia
Dunia persepakbolaan Indonesia kembali berduka. Libero kenamaan PSIS musim 1982-1987, Rochadi tutup usia. Dia kembali ke pelukan Allah SWT, di Magelang Selasa (15/1) pada usianya yang ke-57. Pemain yang memperkuat skuad Mahesa Jenar dari 1982 hingga 1987 itu pingsan usai bermain tenis.
Pensiunan Pegawai BRI Magelang itu sempat dilarikan ke RS Magelang dan masuk ICU pada pukul 19.00. Namun dia enghembuskan nafas terakhir pada pukul 21.30. Diduga, pemain yang juga pernah memperkuat Tidar Sakti Magelang terkena serangan jantung usai bermain tenis.
Almarmhum meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, dan rencananya akan dimakamkan di Magelang, Rabu (16/1).  Semasa hidupnya, banyak kenangan yang telah diukir. Dia pernah bermain bersama Ribut Waidi dan Suradjab yang kini sudah almarhum. Kemudian Syaiful Amri, Achmad Muhariah, Budi Wahyono, kiper FX Tjahjono, Budiawan Hendratno, Yuli Setyabudi dan Sudaryanto sebagai kapten.
Nasib Rochadi serupa dengan pemain top PSIS asal IKIP Semarang Sugianto yang juga meninggal usai bermain tenis, beberapa tahun silam. Sugianto pernah menjadi rekan Rochadi selama memperkuat tim kebanggaan Warga Kota Semarang.
Di mata rekan-rekannya, Rochadi dikenal sebagai sosok yang disiplin dan tekun beribadah. Meski pendiam di luar lapangan, namun lugas dan tegas saat berada di lapangan hijau. Pernah ambil bagian saat PSIS menjuarai Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1987 yang saat itu berada di bawah arahan Sartono Anwar.
"Dia adalah sosok yang baik. Beberapa kali, kami pernah bermain bersama. Dalam hidupnya, dia memiliki riwayat Jantung. Pernah kambuh saat masih bekerja di BRI, namun masih dapat tertolong," tutur eks pemain PSIS Suripto yang kini menjadi Direktur BPR Sindhur Arta Mulia Kencana.(fj)

Pemain Baru PSIS , Emile Linkers dan Morris Power Kesemsem Sayur Asem dan Soto , Kalo makan jakue Muntah ,......

Pemain Baru PSIS , Emile Linkers dan Morris Power Kesemsem Sayur Asem dan Soto , Kalo makan jakue Muntah ,......
PSIS akan segera mengontrak dua pemain asingnya, yakni striker Emile Linkers asal Belanda dan bek berdarah Liberia Morris Power Bayour. Keduanya diproyeksikan untuk menambah kekuatan skuad Mahesa Jenar yang saat ini telah diisi 23 personel lokal.
Di balik tampang garang, kedua ekspatriat itu menyimpan banyak cerita selama berada di Indonesia. Mulai dari kesemsem sayur asem, mendapatkan jodoh, tidak mendapat gaji, hingga harus memasak makanan sendiri untuk menyesuaikan selera perut.
Awal mulanya, baik Morris maupun Linkers datang ke Indonesia karena ajakan teman senegaranya. Cerita di awali Morris yang telah menginjakkan kaki di bumi pertiwi sejak 2007 lalu. Saat itu, dia menerima ajakan rekannya Oliver Makor yang saat itu memperkuat Pelita Jaya.
Adapun Morris yang berposisi sebagai bek mengawali karirnya di sepak bola Indonesia dengan memperkuat PS Palembang setengah musim. Kemudian memperkuat Persibat Batang setengah musim berikutnya. Semusim berikutnya, dia berkostum Persibo Bojonegoro.
Barulah kemudian membela Pro Duta musim 2009-2010. Sebelum ke PSIS, pria bertinggi 185 dan berat 80 kilogram itu membela Persipasi selama dua musim. Kini, dia siap mengabdikan diri untuk PSIS yang mematok target promosi ke Indonesia Super League (ISL).
Dalam perjalanan karirnya, dia menikah dengan wanita cantik asal Pekalogan Leli Febriyanti. Kebahagiaan pasangan suami istri itu bertambah setelah dikaruniai seorang putri bernama Sarah Lieq Bayour. Putri pertama Morris lahir di Bekasi, 13 Maret 2011 lalu.
Selain bertemu jodoh, pemain 28 tahun itu juga menemukan makanan favoritnya di Indonesia. Dia sangat kesemsem dengan sayur asem, apalagi bila yang memasak sang istri. Menurutnya rasanya unik, ada asamnya, sedikit pedas dan segar. Dia mengatakan, di Liberia ada makanan yang hampir sama dengan sayur asem, yakni bajitebo.
"Saya bersyukur sudah punya keluarga di Indonesia. Ke depan saya ingin ikut program naturalisasi. Di PSIS saya ingin seperti Fofe Kamara, Esaiah Pello Benson dan Anthony Joma Ballah. Mereka mengantarkan PSIS meraih prestasi," ujar pemain lancar berbahasa Indonesia itu.
Ajakan Rekan
Lain halnya dengan Linkers. Striker 22 tahun itu datang ke Indonesia atas ajakan dua rekannya yakni Kristian Adelmund dan Lorenzo Rimkus pada 2011 lalu. Trio Belanda terbang ke Indonesia untuk memperkuat PSIM Yogyakarta yang tampil di Divisi Utama.
Perjalanan karirnya tak begitu mulus. Bersama PSIM striker berkepala plontos itu hanya menyumbangkan 10 gol. Dia pun sangat kecewa dengan manajemen Laskar Mataram, lantaran beberapa bulan gajinya tak dibayarkan. Usai kompetisi, mereka memutuskan kembali ke Belanda.
Selama di negeri kincir angin, dia telah dihubungi beberapa klub yang berminat meminangnya. Di antaranya Persiba Balikpapan dan Deltras Sidoarjo. Namun setelah didekati PSIS melalui General Manager PSIS Ferdinand Hindiarto, dia lebih tertarik ke Kota Lumpia.
Belum genap sepakan di Ibu Kota Provinsi Jateng, dia masih butuh adaptasi. Linkers belum cocok dengan makanan yang ada. Hal serupa pernah dialaminya saat sepekan berada di Yogyakarta. Dari beberapa makanan Indonesia, dia hanya tertarik dengan soto, selebihnya tidak.
Sakit perut pernah dialaminya saat mencoba jakue, usai latihan. Pemain yang akan menggenakan nomor punggung sembilan itu pun tak dapat mengikuti latihan dengan baik karena beberapa kali harus ke toilet. Kini, dia memutuskan untuk memakan makanan yang tak jauh berbeda dengan tempat asalnya.
Seperti spagetti, ayam-ayaman dan nasi. Bila tidak sempat membeli, dia menyempatkan waktu untuk memasaknya sendiri. Linkers juga hobi menghiasi tubuh dengan tato. Lebih dari 10 polesan tato menempel ditubuhnya yang kekar. Beberapa dia buat saat masih berada di Belanda, sebagian lagi diukir di Yogyakarta, saat membela PSIM.
"Musim lalu, saya memperkuat PSIM Yogyakarta dan PSIS adalah tim kedua di Indonesia. Meski belum tahu banyak sepak bola Indonesia, na­mun semua tahu PSIS punya legenda. Saya senang berada di sini, manajemen dan pemain sangat baik," ujar Linkers.(hen)

PSIS tuan rumah pembukaan divisi utama

PSIS tuan rumah pembukaan divisi utama
PSIS Semarang bakal menjadi tuan rumah dalam laga pembukaan kompetisi Divisi Utama pt LI , musim kompetisi 2013 yang bakal digeber mulai 27 Januari mendatang. Dalam laga pembuka tersebut PSIS, dikabarkan bakal mengadapi tim tangguh Persiku Kudus.

Penghargaan menjadi tuan rumah pembukaan kompetisi itu diberikan pada saat Manajer Meating di Solo, Jum’at (21/12). Pada Manajer Meating  tersebut juga disampaikan adanya pengunduran jadwal jadwal kick-off Divisi Utama yang semula akan digeber 13 Januari diundur pelaksanaannya menjadi 27 Januari mendatang.

Dengan ditunjuk menjadi tuan rumah tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi PSIS Semarang, dan bisa menjadi gairah baru untuk persepakbolaan Kota Semarang. Selain itu, Publik Sepak bola Indonesia akan tertuju ke PSIS dan itu bakal menjadi prestise tersendiri bagi PSIS.

General Manajer PSIS Ferdinand Hindiarto mengaku cukup gembira akhirnya keinginan untuk menjadi tuan rumah pembukaan Divisi Utama kompetisi level kedua yang dioperatori oleh PT Liga Indonesia tersebut. “Kami ingin menjadi tuan rumah pembukaan dan terwujud, tentu kami sangat bersyukur karena akan menjadi tonggak awal kebangkitan PSIS,” katanya.

Musim lalu PSIS Semarang juga menjadi tuan rumah pembukaan Divisi Utama Liga Premier Indonesia (LPI) dan saat itu melawan Persik Kendiri. Ferdinand mengungkapkan, dari hasil Manajer Maeting ada 37 kontestan Divisi Utama dan terbagi dalam empat grub yang dibagi perwilayah.  PSIS sediri berada di grub dua Jateng dan Jabar.

Yang masuk grub dua yaitu PSIS Semarang, Persitara Jakarta Utara, Persikad Depok, PSCS Cilacap, Persitema Temanggung, Persip Pekalongan, Persiku Kudus, Persis Solo, Persipur Purwodadi, Persikabo Bogor dan PSIM Yogyakarta.

Untuk PSIM Yogyakarta sebenarnya masuk ke Grub III Yogyakarta dan Jatim, bersama dengan 10 klub lainnya seperti Persebaya Surabaya, Mojokerto Putra, Perseba Super Bangkalan, Deltras Sidoharjo, Persid Jember, Persepas Paser, Persibo Bojonegoro, Persekam Metro Fc, PSBK Kota Blitar, dan Perseta Tulung Agung. Namun, PSIM kemudian melakukan protes dan meminta masuk ke Grub Jateng Jabar dengan alasan jarak lebih dekat yang akhirnya disetujui. 

Menurut Ferdinand pembagian grub yang disesuaikan dengan wilayah, akan sangat menguntungkan bagi klub-klub anggota, pasalnya jarak akan lebih dekat sehingga efesiensi waktu bisa dimanfaatkan dengan baik.”Kalau kompetisi lalu pembagian grubnya tidak sesuai dengan wilayah, sehingga ada yang terlalu jauh, dan ada yang cukup dekat. Kalau kali ini relatif lebih enak karena satu wilayah, dan jaraknya mudah dijangkau,” katanya.

Ferdinand menjelaskan, dari masing-masing grub akan dicari tiga klub, yang kemudian pada babak semi final akan dicari dua finalis yang akan otomatis promosi ke ISL. Sedangkan peringkat tiga dan empat akan berebut tiket ISL melalui babak play off.
“Apa yang kita harapkan adalah, kita mampu tampil maksimal sehingga target untuk bisa promosi ke ISL musim depan bisa terpenuhi,” tandasnya. (jf)