Walaupun dilanda berbagai masalah seperti ekonomi, politik, sosial, maupun bencana alam yang tak berkesudahan, ternyata Indonesia masih dinilai menjadi salah satu negara dengan penduduk paling bahagia. Indonesia bahkan mengalahkan Thailand yang berada di posisi ke-20.
Di sisi lain, Denmark bukan lagi negara paling bahagia di dunia ini. Malah, fakta menunjukkan bahwa orang Denmark yang jauh dari kata bahagia, menurut sebuah pengukuran global, Indeks Happy Planet (HPI). Sebaliknya, yang kini menempati posisi puncak dalam daftar 151 negara adalah Kosta Rika.
Indeks, yang disusun oleh Economics yang berbasis di London New Foundation (NEF), memiliki hasil yang berbeda dari indeks kebahagiaan yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selain harapan hidup dan kebahagiaan, HPI menimbang faktor kelestarian lingkungan."Langkah-langkah Happy Planet Index benar-benar penting. Hidup yang panjang dan bahagia merupakan potensi kehidupan yang baik di masa depan," kata Nic Marks, pencipta indeks tersebut. "Sudah terlalu lama kita telah menilai kemajuan suatu negara hanya berfokus pada tingkat ekonominya, seperti GDP. Padahal itu tidak menjamin adanya perasaan bahagia para penduduk suatu negara."
Kosta Rika diketahui menjadi negara dengan penduduk paling bahagia untuk tahun ini, melampaui warga negara adidaya Amerika Serikat. Tujuh dari 10 negara paling bahagia berada di Amerika Tengah atau Karibia. Pengecualian adalah Vietnam, yang berada di urutan kedua, dan Kolombia dan Venezuela, yang menempati peringkat ketiga dan kesembilan. Sementara itu, Botswana diketahui manjadi negara paling menyedihkan di dunia. Berikut daftarnya:
1. Kosta Rika (64.0)
2. Vietnam (60,4)
3. Kolombia (59)
4. Belize (59,3)
5. El Salvador (58.9)
6. Jamaika (58,5)
7. Panama (57,8)
8. Nikaragua (57,1)
9. Venezuela (56.9)
9. Guatemala (56.9)
11. Bangladesh (56,3)
12. Kuba (56,2)
13. Honduras (56,0)
14. Indonesia (55,5)
15. Israel (55,2)
16. Pakistan (54,1)
16. Argentina (54,1)
16. Albania (54,1)
19. Cile (53,9)
20. Thailand (53,5).
sumber: http://www.mediaindonesia.com/mediatravelista/index.php/read/2012/10/04/4312/1/Indonesia-No-14-Kosta-Rika-No-1-Negara-Paling-Bahagia
Kalau dilihat data diatas, memang membikin kita 'suprise' sebab ternyata penduduk di negara-negara yang tidak terlalu kaya/makmur seperti Costarica, Vietnam dan Indonesia bisa ngalah-ngalahin penduduk yang hidup di negara-negara makmur seperti AS, UK dan Jepang atau Jerman dan Prancis, dalam urusan rasa bahagia dalam kehidupan mereka. Duit memang bukan ukuran segalanya! Ukuran bahagia pribadi tiap anak manusia manusian pun pasti tidak sama, apalagi standart kebahagiaan untuk tiap penduduk di tiap negara.
Ukuran bahagia itu memang relatif sekali, terutama kalau itu terkait dengan masalah materi atau kehidupan duniawi. Dalam kitab suci al-Qur'an, di salah satu ayat-ayatnya ada menyebut kreteria kebahagian materi atau dunia itu, yang mengurutkannya menjadi 3 tingkatan. Pertama yang disebut adalah kebahagian karena memiliki wanita-wanita. Lalu urutan kedua, adalah karena memiliki anak-anak yang banyak; Dan baru ketiga, disebut kebahagiaan akibat memiliki harta benda seperti kekayaan, uang, rumah, mobil, bisnis, emas-perak dan sejenisnya.
Nah, di negara-negara yang di urut-urutan disebut diatas, termasuk Indonesia, setiap penduduknya dalam hal perkara memperoleh wanita untuk diajak berumah tangga; dalam hal kepemilikan anak yang banyak dalam keluarga besar; serta kesempatan menumpuk kekayaan dari kekayaan alam negaranya yang melimpah... relatif lebih mudah diperoleh ketimbang penduduk di negara-negara kaya. Di AS saja contohnya, saat ini betapa menikah dalam sebuah lembaga perk4winan saja dianggap sesuatu yang sangat menakutkan dan mengerikan sehingga orang pada ogah berumah-tangga (baca artikel ini "Marriage at Risk in America"). Begitu pula dalam soal memiliki anak-anak, banyak wanita di negara maju seperti Jepang misalnya, menolak memilki anak meski mereka telah bersuami dan hidup normal berumah tangga (baca laporan berita ini, "Kalau Malas Bikin Anak, Jepang Diprediksi Punah 10 Abad Lagi"). Sehingga yang tersisa dari mereka adalah kebahagian yang diperoleh dari mengumpulkan harta kekayaan, mengembangkan karir dan meraih jabatan semaksimal mungkin. Dua kebahagiaan teratas lainnya, yaitu wanita dan anak, telah lenyap dan terlewatkan !
Itu beda dengan pola kehidupan di negara-negara seperti Indonesia misalnya. Orang begitu mudahnya mencari jodoh, bahkan kalau mau punya bini sampai empat pun bisa. Bikin anak juga bebas, bisa punya anak berapa pun jumlahnya, tak dilarang dan dibatas-batasi. Akan halnya harta kekayaan, di Indonesia itu asal orang mau bekerja keras, kreatif, dan jujur, itu rezeki pasti datang melimpah karena peluang dan kesempatannya luas serta kekayaan alamnya melimpah. Anda cukup punya pancing saja, akan dapat ikan melimpah di laut, di sunagua atau di danaunya. Anda punya parang saja, masuk hutan, apapun bisa dibawa pulang.
Begitu pula dengan kebahagian karena mempunyai wanita-wanita dan anak-anak, akan memberikan kebahagiaan yang bernilai tinggi sekali dalam perasaan manusia, sebab kasih sayang dan kehangatan yang disalurkan dan diterima itu, pasti menggetarkan relung-relung jiwa anak manusia, karena yang dihadapinya adalah benda hidup yang bisa berfikir dan tertawa. Rasa kebahagiaan bersama wanita dan anak-anak itu, tak bisa diukur dengan kekayaan dalam jumlah berapapun. Sebaliknya kebahagian yang berasal dari harta kekayaan, dari materi, tak begitu terasa hangat karena dia benda mati. Jadi terjawablah sudah, mengapa orang Indonesia merasa dirinya sangat bahagia ketimbang orang AS, Jepang atau Prancis misalnya!