UP
    Latest News

5 Cara Unik Dalam Melukis

5 Cara Unik Dalam Melukis
1. Butt Painting
Pelukis ini bernama Stephen Murmer. Dia merupakan guru seni di suatu sekolah negara Virginia. Tapi ia sudah dipecat karena pejabat sekolah tidak setuju dengan caranya melukis, yaitu dengan menggunakan pantat. Stephen melukis abstrak dengan menggunakan pantatnya dan kadang-kadang malah menggunakan alat kelaminnya untuk detil-detil tertentu.

2. Breast Painting
Wanita ini berasal dari Tasmania (Australia). Dia merubah kuas cat dengan menggunakan dadanya untuk membuat suatu lukisan-lukisan abstrak. Dia terinspirasi menggunakan teknik ini dari internet. Dia menandai tiap lukisanya dengan menggunakan puting susunya agar karyanya tidak bisa dipalsukan.

3. Tongue Painting
Ani K merupakan guru dari India yang menggunakan lidahnya untuk melukis. Ia melakukanya karena terinspirasi saat melihat pria melukis dengan menggunakan kaki. Meskipun ia menderita sakit pada leher dan badan karena melakukanya, namun ia sangat puas, karena atas caranya yang unik tersebut, dia dapat menciptakan lukisan yang sangat luar biasa indah.

4. Teeth Painting
Christopher Kuster adalah seniman yang melukis dengan menggunakan giginya. Chris sedang menjalani perawatan karena ia pernah mengalami kecelaan saat ia berenang tahun 1992. Kecelakaan tersebuat membuat bagian kiri tubuhnya menjadi lumpuh. Namun ia patut berbangga, karena meskipun ia lumpuh, ia bisa membuat lukisan yang sangat indah.

5. Eyeball Painting
Xiang Chen adalah seniman yang memiliki bakat yang tidak biasa. Seniman ini dapat melukis kaligrafi di bawah kelopak matanya. Dengan kelopak matanya dan sedikit campuran seni, maka jadilah suatu lukisan yang luar biasa indah.

sumber: http://fenz-capri.blogspot.com/2010/08/cara-unik-dalam-melukis.html

[Info + Pic] 4 Penjaga Mata Angin

[Info + Pic] 4 Penjaga Mata Angin

1. SUZAKU - Sang Penjaga Selatan




(Korean : Jujak; Chinese : Zhu Que)
Burung Zhu Que adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Menurut Wu Xing, Tao-unsur lima sistem, mewakili unsur api, arah selatan, musim panas. Jadi kadang-kadang disebut burung Vermilion Selatan dan juga dikenal sebagai Suzaku di Jepang dan Jujak di Korea. Hal ini sering keliru untuk Fenghuang karena kesamaan dalam penampilan, tetapi dua makhluk berbeda. Fenghuang adalah raja dari burung, sementara burung Suzaku adalah makhluk roh mitologis dari konstelasi Cina


Burung Suzaku yang merupakan burung yang elegan dan mulia baik dalam penampilan dan perilaku, sangat selektif dalam apa yang makan dan tempat bertengger, dengan bulu-bulu dalam berbagai warna dari oranye kemerahan.
Suzaku yang sering dikaitkan dengan mitos Phoenix karena asosiasi mereka dengan api.



2. SEIRYU - Sang Penjaga Timur



(Korean:ChungRyong; Chinese:Qing Long)
Seiryu adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Kadang-kadang disebut Naga Azure dari Timur, dan dikenal sebagai Seiryuu di Jepang dan Cheongryong di Korea. Ini mewakili timur dan musim semi. Menurut Wu Xing, Seiryu berelemen kayu (Wood). Jangan terkecoh dengan mitologi naga kuning yang berhubungan dengan Kaisar Cina.

Di Jepang, Azure Dragon (Seiryuu) adalah salah satu dari empat roh wali kota dan dikatakan untuk melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Macan Putih, di sebelah utara dilindungi oleh Black Tortoise, selatan dilindungi oleh Vermilion Bird, dan pusat dilindungi oleh Yellow Dragon. Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. The Azure Dragon ini diwakili dalam Kuil Kiyomizu di timur Kyoto. Sebelum pintu masuk candi terdapat patung naga yang katanya minum dari air terjun di dalam kompleks candi di malam hari. Oleh karena itu setiap tahun diadakan upacara untuk menyembah naga dari timur.

Di Jepang, naga biru adalah salah satu dari empat roh wali kota dan negara bagian yang melindungi kota Kyoto di timur. Barat dilindungi oleh Byakko, Genbu utara dan selatan oleh Suzaku.

Di Kyoto terdapat kuil untuk masing-masing roh penjaga. Kiyomizu Temple adalah naga biru. Sebelum memasuki candi adalah sebuah patung naga, yang katanya akan minum di tengah malam dari sumber di dalam kompleks candi. Kemudian berkumpul di upacara untuk menyembah naga dari timur.




3. BYAKKO - Sang Penjaga Barat



(Korean:Baekho; Chinese:Xi Fang Bai Hǔ)
Macan Putih adalah salah satu dari Empat Simbol dari rasi Cina. Hal ini kadang-kadang disebut Macan Putih Barat, dan dikenal sebagai Byakko di Jepang dan Baekho di Korea. Ini mewakili barat dan musim gugur, dan unsur besi.

Selama Dinasti Han, orang-orang percaya bahwa harimau menjadi raja dari semua binatang. Legenda menceritakan bahwa ketika seorang harimau mencapai 500 tahun, ekornya akan menjadi putih. Dengan cara ini, harimau putih menjadi semacam makhluk mitologis. Konon harimau putih hanya akan muncul ketika kaisar memerintah dengan kebajikan mutlak, atau jika ada perdamaian di seluruh dunia. Karena warna putih dari cina juga mewakili lima unsur barat, harimau putih dengan demikian menjadi wali mitologi barat.

Dalam Kitab Tang, yang reinkarnasi dari Byakko adalah Li Luo Cheng dan reinkarnasi Seiryu adalah dikatakan sebagai pemberontak dinamakan Xiongxin . Mereka berdua adalah saudara bersumpah pada Qin Shubao, Cheng Zhijie dan Yuchi Jingde. Jiwa mereka setelah kematian dikatakan memiliki tubuh pahlawan baru Dinasti Tang dan Dinasti Liao, Xue Rengui dan Dia Suwen

Dalam beberapa legenda dari Dinasti Tang, Rengui Xue ia dikatakan sebagai reinkarnasi dari Byakko, dan musuh bebuyutan, Dinasti Liao pangeran Suwen Dia adalah reinkarnasi dari Seiryu.


4. GENBU - Sang Penjaga Utara


(Korean : Hyunmoo; Chinese : Xuan wǔ)
Kura-kura Hitam dari Utara adalah salah satu dari empat totem binatang zodiak Cina. Genbu mewakili arah Utara dan berhubungan dengan air.

Nama cinanya terdiri dari Xuan = "kabur" dan wǔ = "pejuang", merujuk pada cangkangnya baju besi. Juga disebut "kura-kura-ular", biasanya digambarkan sebagai seorang penyu di sekitar yang dililitkan oleh ular. Wujud ini bisa menjadi mitos asal mula klaim bahwa laki-laki dalam hal ini diibaratkan "kura-kura" sering tak berdaya, di depan wanita yang diibaratkan "ular". Kepercayaan ini di balik simbolisme yang kontradiktif binatang suci sejak zaman dahulu merupakan representasi alam semesta berupa rasi bintang di Langit. Genbu merupakan rasi bintang terbesar dibandingkan ketiga bintang hewan suci lainnya.

Penyu hitam adalah yang terbesar dari astrologi totem binatang karena aturan seperempat utara zodiak yang merupakan bintang kutub, sumbu dari langit dan rasi bintang yang mengatur kelahiran, kematian dan umur panjang.

http://unik-asik.blogspot.com/2010/08/info-pic-4-penjaga-mata-angin.html

Kuil Xuan Kong: Kuil yang Bergantung di Awang-awang

Kuil Xuan Kong: Kuil yang Bergantung di Awang-awang

Kuil Xuan Kong terletak di bawah kaki gunung di atas tebing terjal dan curam di Puncak Sekatan Hijau pada kedua sisi ngarai Jin Long. Gunung di sini tinggi dan terjal, kedua sisinya tegak lurus ratusan meter, tebingnya yang terjal dan curam seperti belahan kapak dan irisan pisau, hanya saja bagian tengahnya agak cekung.

Kuil Xuan Kong telah memanfaatkan satu-satunya tempat berpijak kemudian membangunnya di tengah-tengah tebing tinggi dan terjal, itu juga dapat dikatakan dibangun di atas tebing yang sangat curam. Kuil Xuan Kong membangun kuilnya menggantung di tengah awang-awang, ini pasti sangat mempunyai arti yang mendalam.

Di tahun yang ke-23 Dinasti Tang (tahun 735), di mana setelah penyair Agung Li Bai berwisata menikmati keindahan Kuil Xuan Kong, telah menulis dua kata "Zhuang Guan" (pemandangan yang megah) di atas batu tebing. Kuil Xuan Kong dengan konstruksi yang mendebarkan hati serta bentuknya yang sangat unik, maka dinobatkan sebagai juara dari 18 pemandangan di Gunung Heng.

Struktur Kuil Xuan Kong sangat halus dan indah, seluruh kuil ditopang oleh kayu yang tegak dan mendatar. Semua belandar yang dijadikan sebagai balok penyangga ini disebut: pikulan pipih besi, dengan menggunakan hasil setempat yang khas yaitu sejenis pohon yang mirip cemara, lalu diolah menjadi balok segi empat, kemudian ditancapkan dalam-dalam ke batu karang yang keras. Dan katanya, kayu belandar telah direndam dengan minyak kayu Tung yang memiliki fungsi antilapuk.

Lagi pula setiap batang kayu yang tegak itu jasanya juga tidak dapat dipungkiri. Semua penempatan kayu ini telah melalui perhitungan yang sangat cermat, untuk memastikan supaya bisa menyangga seluruh konstruksi Kuil Xuan Kong.

Konon katanya, ada tiang kayu yang berfungsi sebagai penahan beban, ada yang digunakan untuk keseimbangan tinggi rendahnya kamar loteng, ada yang harus ditambah beban tertentu di atasnya baru bisa mengembangkan efek penyangganya, jika kosong tidak ditambah beban apa pun, maka dia tidak dapat meminjam kekuatannya untuk menyangga.

Prinsip yang unik ini sangat sulit dibanyangkan oleh teori ilmu pengetahuan modern. Maka jika dipandang dari kejauhan orang-orang menamakan Kuil Xuan Kong sebagai: Tiga utas ekor kuda yang bergantungan di awang-awang.

Konon katanya Kuil Xuan Kong dibangun oleh seorang biksu yang bernama Liao Ran pada masa Dinasti Wei Utara (tahun 386-534), dan hingga sekarang telah lebih dari 1.400 tahun. Meskipun telah direnovasi dan bahkan kerap diguncang gempa bumi, namun seluruh strukturnya tetap baik, tidak mengalami kerusakan. Ini dapat dikatakan sebagai keajaiban dalam sejarah bangunan.

Namun yang lebih membuat orang merenungkannya adalah bangunan Kuil Xuan Kong sama sekali tidak dibangun menurut desain sebagaimana lazimnya. Bagi orang yang menempati Kuil Xuan Kong juga ada syaratnya, dan syaratnya ini adalah alamiah, bukan dibuat oleh manusia.

Sebab orang yang penakut sama sekali tidak berani tinggal di tempat awang-awang. Kuil Xuan Kong memiliki balairung kamar loteng lebih dari 40 ruangan. Bagian atas dan bawah dihubungkan dengan tangga spiral, jika berjalan di atas tangga kayu, maka orang depan sepertinya menginjak di atas kepala orang di belakang.

Antara paviliun pusat dan paviliun samping ada jalan papan, begitu diinjak bergetaran dan menimbulkan suara krek, melalui celah papan masih bisa terlihat ratusan meter jurang yang dalam, membuat orang terkejut dan takut. Namun bagi biksu yang bersih hati dan pikirannya, mereka tidak akan merasa takut. Jika dilihat dari pemikiran orang sekarang, karena sekarang segala-galanya bersandar pada teori pembuktian secara ilmiah, maka bagaimana berani tinggal di atas sana?

Namun bagi biksu, karena dia percaya pada Buddha: "Ada Buddha yang melindungi", dan "kehidupan sudah ditakdirkan" dan pemikiran-pemikiran lainnya, maka dia tidak akan memandang hidup dan mati itu dengan begitu berat, orang-orang yang tinggal di kuil tersebut merasa "ada Buddha sehingga hatinya menjadi tenang". Semua ini dengan jelas memperlihatkan konsep pemikiran yang berbeda. Yang lebih membuat orang merasa takjub seharusnya adalah konsepsi desain dan pemilihan lokasi.

"Membangun kuil di atas tebing", usulan ini, jika dicetuskan sekarang, maka kemungkinan besar akan ditolak oleh ilmuwan modern. Lalu apakah dasarnya? Teori ilmiah modern berpendapat bahwa diterpa angin dan dijemur matahari, atau perubahan lingkungan alam, fisik gunung mungkin akan mengelupas, pelapukan, tanah longsor dan adanya krisis lainnya. Sebenarnya, jika ilmuwan menggunakan teori modern mungkin sama sekali tidak mempunyai pemikiran seperti ini.

Namun Biksu Liao Ran telah muncul ide tersebut, mengapa dia berani berpikiran seperti ini? Dia adalah seorang yang Xiulian (berkultivasi dan latihan), dia tahu adanya prinsip sejati alam, dia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi terhadap alam raya.

Dia mungkin berpikir: "Buddha bisa melindungi orang yang percaya Buddha", "Gunung ada Dewa Gunung yang mengurusnya" dll. Maka dia sama sekali tidak menganggap fisik gunung ada sesuatu bahaya, meskipun ada bahaya juga bisa menghindar, "mengubah kemalangan menjadi kemujuran, menjumpai kesulitan menjadi keberuntungan!"

Sebenarnya, Kuil Xuan Kong telah membuktikan bahwa biksu dan orang-orang yang Xiulian ini mempunyai keyakinan yang lurus akan Buddha. Jika tidak ada keyakinan yang lurus terhadap hukum Buddha, pada dasarnya dapat dikatakan tidak mungkin membangun kuil di atas tebing tinggi yang terjal dan curam.

Biksu Liao Ran pada masa Dinasti Wei Utara justru adalah saat yang tepat di mana ajaran Buddha bisa berkembang luas di China, orang-orang pada waktu itu juga dipastikan tidak akan bisa mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan modern, latar belakang sejarah ini tidak boleh diabaikan.

Maka dilihat dari sudut ini, orang yang Xiulian hukum Buddha juga merupakan orang yang menguasai benar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, hukum Buddha juga merupakan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, tentunya dengan hasrat yang tulus.

"Kuil yang bergantung" ini pasti akan sama seperti lampu merkuri menerangi sanubari semua orang, memberi dorongan kepada orang-orang menyelidiki dunia yang masih belum diketahui.

sumber: http://strano66.blogspot.com/2010/08/kuil-xuan-kong-kuil-yang-bergantung-di.html

Benarkah Perang Bubat Hanya Sekedar Fiksi?

Benarkah Perang Bubat Hanya Sekedar Fiksi?
haxims.blogspot.com Perang Bubat

Perang Bubat adalah perang yang diceritakan pernah terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan mahapatihnya Gajah Mada. Perang ini melibatkan sejumlah besar pasukan kerajaan Majapahit pimpinan Mahapatih Gajah Mada melawan sekelompok kecil pasukan kerajaan Sunda pimpinan Prabu Maharaja Linggabuana, di desa pelabuhan Bubat, Jawa Timur pada abad ke-14 di sekitar tahun 1360 masehi.

Pertempuran yang sangat tidak seimbang tsb dimenangkan secara mutlak oleh pihak Majapahit. Pasukan kerajaan Sunda dibantai habis termasuk komandannya yang juga raja kerajaan Sunda, Prabu Maharaja Linggabuana. Dan tidak cuma itu, permaisuri dan putri raja Sunda bernama Dyah Pitaloka Citraresmi - yang sedianya akan dinikahkan dengan raja Hayam Wuruk - ikut tewas dengan cara bunuh diri setelah meratapi mayat ayahnya.

Diceritakan bahwa timbulnya perang ini akibat kesalahpahaman mahapatih Gajah Mada saat melihat raja Sunda datang ke Bubat beserta permaisuri dan putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit sunda. Gajah Mada menganggap bahwa kedatangan rombongan Sunda di pelabuhan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri kerajaan Sunda kepada Majapahit. Hal ini menimbulkan perselisihan antara utusan Linggabuana dengan Gajah Mada, dan memuncak hingga terjadi perang terbuka.


Sumber Sejarah yang Meragukan

Sumber tertua yang bisa dijadikan rujukan mengenai adanya Perang Bubat ternyata hanya sebuah karya sastra dalam bahasa Jawa Pertengahan berbentuk tembang (syair) dan kemungkinan besar berasal dari Bali, berjudul Kidung Sunda. Pakar sejarah Belanda bernama Prof. Dr. C.C. Berg pada awal tahun 1920an menemukan beberapa versi Kidung Sunda, diantaranya Kidung Sundayana, yang merupakan versi sederhana dari versi aslinya.

Secara analisis, Kidung Sunda harus dianggap sebagai karya sastra, dan bukan sebuah kronik sejarah yang akurat. Meskipun kemungkinan besar berasal dari Bali, tetapi tidak jelas apakah syair tsb. ditulis di Jawa atau di Bali.
Kemudian nama penulis tidak diketahui dan masa penulisannyapun tidak diketahui secara pasti. Di dalam teks disebut-sebut tentang senjata api, ini menunjukkan kemungkinan bahwa Kidung Sunda baru ditulis paling tidak sekitar abad ke-16, saat orang nusantara baru mengenal mesiu, kurang lebih dua abad dari era Hayam Wuruk.

Lebih menarik lagi adalah bahwa dalam Kidung Sunda ternyata tidak disebutkan nama raja Sunda, ratu/permaisuri, dan putri raja. Diduga nama Maharaja Prabu Linggabuana dan nama putri Dyah Pitaloka Citraresmi sengaja diambil karena bertepatan pada tahun-tahun 1360an tersebut dia memang merupakan raja Sunda dan putrinya.

Perlu di perhatikan pula bahwa catatan peristiwa Perang Bubat tidak terdapat di dalam kitab utama peninggalan Majapahit, Negarakretagama, yang notabene ditulis oleh empu Prapanca sekitar tahun 1365 (satu tahun sepeninggal Gajah Mada). Adalah hampir tidak mungkin jika peristiwa besar sekaliber Perang Bubat dan belum lama terjadi tidak tercatat dalam kitab itu. Hanya disebutkan bahwa desa Bubat adalah suatu tempat yang memiliki lapangan yang luas, dan raja Hayam Wuruk pernah mengunjunginya untuk melihat pertunjukan seni dan hiburan.

Rekayasa oleh Penjajah ?

Perlu dikemukakan bahwa sang penulis Kidung Sunda (yang belum diketahui orangnya) lebih berpihak pada orang Sunda dan seperti sudah dikemukakan, seringkali bertentangan dengan sumber-sumber sejarah lainnya.

Sepertinya kita perlu curiga bahwa cerita tentang Perang Bubat dalam Kidung Sunda adalah fiksi belaka dan merupakan rekayasa dari pihak penjajah (Belanda ?) untuk tujuan perpecahan antar suku di pulau Jawa. Bisa jadi syair tersebut diciptakan sendiri oleh ilmuwan Prof. Dr. C.C.Berg atas perintah penguasa kolonial. Hal ini perlu adanya kajian yang lebih mendalam.

Akibat yang fatal yang telah dirasakan oleh bangsa kita atas rekayasa tersebut (kalau memang benar) adalah adanya sikap etnosentrisme orang Sunda terhadap orang Jawa, dan juga pandangan yang sangat negatif orang Sunda terhadap tokoh/figur Gajah Mada (di Jawa Barat hingga saat ini mungkin tidak ditemukan nama jalan; Gajah Mada).

Semoga bangsa kita tetap bersatu dan tidak ada lagi rasa sentimen kesukuan. Karena sikap etnosentrisme tidak lain adalah hasil dari rekayasa politik pemecah belah si penjajah.
source: http://haxims.blogspot.com/2010/04/perang-bubat-benarkah-hanya-sekedar.html

Kunang Kunang, Cahaya dan Eksotisme Malam

Kunang Kunang, Cahaya dan Eksotisme Malam

Kunang-kunang termasuk dalam keluarga kumbang dari ordo Coleoptera. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia. Mereka dapat ditemukan di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Di daerah lembab itulah kunang-kunang menemukan banyak sumber makanan untuk para larva.

7

Kita mengetahui bahwa kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya. Hanya beberapa kunang-kunang yang mampu mengeluarkan cahaya bila berada di tempat gelap.

2

Tapi kenapa ya, kunang-kunang mengeluarkan cahaya? Bagaimana mereka tahan dengan panas yang ditimbulkan cahayanya? Itulah uniknya kunang-kunang! Cahaya yang mereka hasilkan adalah cahaya tanpa panas yang dinamakan Luminescence.

Luminescence pada tubuh kunang-kunang dihasilkan oleh suatu zat bernama Luciferin. Nah, zat Luciferin ini bergabung dengan oksigen untuk mengeluarkan cahaya.

3

Tahu tidak, walaupun para ilmuwan sudah dapat membuat jenis cahaya yang sama dengan yang dihasilkan kunang-kunang, para ilmuwan tetap harus mengambil beberapa unsur dari tubuh kunang-kunang, karena para ahli kimia belum dapat membuat zat seperti itu. Hal tersebut masih menjadi misteri alam hingga kini.

4

Bayi Kunang-kunang

Pada kunang-kunang dewasa, selain untuk memberi peringatan tanda bahaya, cahaya pada tubuhnya berfungsi untuk menarik perhatian pasangannya. Tidak hanya kunang-kunang dewasa, bayi kunang-kunang yang masih berupa larva juga mengeluarkan cahaya. Cahaya pada larva berguna untuk memperingatkan hewan lain yang akan memangsa mereka agar tidak mendekat.

5

Setelah terjadi perkimpoian, kunang-kunang betina akan meletakkan telur-telurnya dibawah permukaan tanah. Telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 3-4 minggu dan akan terus diberi makan hingga musim panas berakhir. Setelah kira-kira 1-2 minggu dari berakhirnya musim panas, larva tersebut akan berubah menjadi pupa, kemudian berubah menjadi kunang-kunang dewasa.

Menjadi Lentera

Seperti pada beberapa hewan lainnya, kunang-kunang juga memiliki arti penting dalam beberapa legenda dan kebudayaan. Dalam mitologi bangsa Maya, kunang-kunang sering dikaitkan dengan bintang. Kunang-kunang juga dianggap mewakili utusan dalam kuil-kuil Dewa Maya.

6
Orang-orang Cina kuno sering memasukkan kunang-kunang dalam sebuah kotak transparan untuk kemudian digunakan sebagai lentera. Sementara dalam kebudayaan dan cerita rakyat Jepang, kunang-kunang memiliki arti yang sama besarnya dengan bunga Sakura yang terkenal itu.

1

Nah, jika kalian melihat kunang-kunang yang sedang terbang, kunang-kunang tersebut pastilah berjenis kelamin jantan. Mengapa begitu? Ya, karena hanya kunang-kunang jantan yang memiliki sayap, sementara para betina melekat di dedaunan dan tanah.

sumber: http://strano66.blogspot.com/2010/08/kunang-kunang-cahaya-dan-eksotisme.html

Hewan-Hewan yang Mempunyai Kelainan Genetik

Hewan-Hewan yang Mempunyai Kelainan Genetik

Kelainan genetik bisa terjadi pada siapa saja, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Kelainan genetik yang terjadi pada manusia dan hewan biasanya terekspresi ke dalam wujud fisik atau penyakit tertentu. Berikut ini adalah sepuluh contoh hewan-hewan yang mempunyai kelainan genetik.

  1. Buaya berkepala dua

    Merupakan bayi buaya kembar siam berkepala dua kembar yang ditemukan pada tahun 2001 oleh staf sebuah peternakan buaya di Thailand.

    buaya berkepala dua

  2. Serangga berkepala dua

    Serangga ini termasuk spesies belalang, jangkrik dan katydids. Hewan memiliki dua kepala, dan yang merah mungkin lebih menarik untuk mengalihkan perhatian dari pemangsa. Foto ini diambil di perkebunan kopi tua di amaga, negara bagian antioquia, kolombia yang memiliki ketinggian 1,400 m di atas permukaan laut.

    serangga berkepala dua

  3. Kucing berkepala dua

    Anak kucing berkepala dua ini lahir di klinik Veteriner Swan di Perth, Australia Barat, ketika induknya dibawa masuk setelah mengalami komplikasi selama proses kelahiran. Kucing peliharaan George Huber dan Louisa Burgess ini lebih kecil dari saudaranya tidak dilahirkan dengan cacat.

    kucing berkepala dua

  4. Kura-kura berkepala dua

    pemilik toko hewan tersebut memperoleh kura-kura berkepala dua tersebut dari seorang laki-laki di Florida yang menyelamatkan sekelompok telur setelah betina dewasa dibunuh oleh sebuah mobil. Casey-lah yang merawat kura-kura tersebut di rumah, dan kemudian membawanya ke toko hewan peliharaan. Sayangnya hewan peliharaan yang populer itu akhirnya dicuri dari toko hewan peliharaan.

    kurakura berkepala dua

  5. Tokek berkepala dua

    Tokek dengan kepala pada setiap ujung ini ditemukan di toko antik Huaihua city, provinsi Hunan, China pada tanggal 3 juni 2008. Tokek ini memiliki panjang sekitar 10 cm. Tokek tersebut dapat merangkak perlahan-lahan dan dapat bergerak menuju arah yang berlawanan tanpa menoleh kepalanya.

    tokek berkepala dua

  6. Sapi berkepala dua

    Sapi berkepala dua ini lahir di Virginia, Amerika Serikat. Memiliki tiga set gigi, dua rahang bawah, dua hidung , tetapi hanya memiliki satu mulut dengan saluran udara yang terpisah, dan memiliki satu rongga mata, dengan dua mata di dalamnya. Ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik, atau kesalahan selama perkembangan embrio.

    sapi berkepala dua

  7. Ular python berkepala dua

    Ular python berkepala dua ditemukan oleh tim dokter hewan di kebun binatang di Kolombo, Srilanka. Kedua kepalanya beroperasi secara independen dan memiliki kemampuan untuk makan. Ular dengan panjang 25 inci ini menggunakan kepalanya untuk mengontrol gerakan, sementara di yang sebelah kiri mengikuti secara alami. Pada umumnya, python, hidup dalam ekosistem alami, dapat mencapai hingga tujuh meter panjang dan dapat menelan binatang yang jauh lebih besar daripada badannya sendiri.

    ular pyton berkepala dua

  8. Ikan berkepala dua

    Ikan aneh ini tertangkap hilir wilayah Oilsands Alberta di danau Athabasca dengan berat 2,5 kilogram. Ikan ini memiliki memiliki dua mulut.

    ikan berkepala dua

  9. Domba berkepala dua

    Domba berkepala dua ini lahir di Islandia. Pall stefansson, dokter hewan setempat mengatakan bahwa domba berkepala dua ini sangat langka, meskipun ia telah mendengar dari dua kasus serupa selama bertahun-tahun. Domba selamat dalam proses kelahirannya itu ternyata tidak bisa mengangkatkan kepalanya.

    domba berkepala dua

  10. Babi berkepala dua

    Kelahiran babi berkepala di Cina ini dipuji sebagai suatu keajaiban oleh petani disana karena babi secara umum dianggap sebagai simbol kesuburan di Cina. Selain itu, binatang aneh ini lahir pada 2007, yang merupakan tahun babi , jadi daging babi yang unik ini dianggap sebagai berkah. Lahir dengan berat 1,5 kilogram, dengan 2 mulut dan 4 mata, di desa kecil di timur Quanzhou provinsi Fujian, Cina.

    babi berkepala dua


Sumber: Kaskus.us