Persib Bandung bisa tersenyum sekaligus was-was. Rencana menggaet striker berdarah Indonesia-Belanda, Sergio Van Dijk mulai menemui titik terang. Namun, di sisi lain Maung Bandung dibuat was-was karena terancam merugi jika kompetisi musim ini batal digelar gara-gara Polri enggan menerbitkan izin pelaksanaan kompetisi.
Kabar bakal segera merapatnya Van Dijk memang membuat manajemen maupun staf pelatih Persib semringah. Mendapatkan pemain yang memiliki kualitas mumpuni seperti Van Dijk adalah sebuah kesempatan langka. Apalagi belakangan kabarnya Van Dijk bakal segera merapat ke Bandung, pekan ini.
Pihak Adelaide United sudah tidak bisa lagi menahan keinginan kuat Van Dijk bermain di Indonesia. Terlebih sejak kompetisi Liga Australia musim 2012/2013 bergulir, Van Dijk lebih banyak menunjukkan sikap tidak betah ketimbang memikirkan masa depannya di klub.
“Ya kita harapkan saja Sergio bisa datang secepatnya ke Bandung. Semua proses yang kita lakukan sejauh ini berjalan cukup baik. Mudah-mudahan dia bisa menjadi pemain yang penting buat tim,” terang Manajer Persib, Umuh Muchtar, akhir pekan lalu.
Kabar mengenai kedatangan Van Dijk ke Persib, disambut antusias pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman. Ia memahami bisa mendapatkan dampak besar dari pembelian Van Dijk. Problem di lini depan dimana Maung Bandung kerap diakui Djanur mengalami masalah dalam urusan penyelesaian akhir, bakal terjawab dari kehadiran Van Dijk.
“Saya tahu dia akan datang ke Bandung dalam waktu dekat. Tapi saya sendiri belum tahu pastinya, kalau memang tanggal 3 Januari sudah datang, itu lebih bagus. Karena kita memiliki waktu satu pekan lebih untuk mempersiapkan dirinya. Lebih cepat datang, lebih baik. Harapannya semoga bisa diturunkan lawan Persipura Jayapura nanti,” ungkap Djanur.
Sayangnya dibalik euforia keberhasilan mendapatkan Van Dijk, terselip rasa khawatir teramat besar. Pembelian Van Dijk bakal menjadi sia-sia. Penyebabnya, Polri berencana tidak akan menerbitkan izin penyelenggaraan kompetisi baik Indonesia Super League (ISL) maupun Indonesia Premier League (IPL).
Pihak Polri sendiri seperti diungkapkan Umuh sudah bertemu dengan dua operator penyelenggara kompetisi, PT Liga Indonesia (ISL) dan PT Liga Prima Sportindo Indonesia (IPL). Rencananya keputusan diterbitkan atau tidaknya izin penyelenggaraan kompetisi baru akan dilakukan, Rabu (2/1) ini.
Dengan kata jika Polri benar-benar tidak menerbitkan izin, Persib dan seluruh klub yang sudah mengeluarkan anggaran besar selama persiapan pra musim dipastikan bakal merugi. Terutama Persib yang diperkirakan jadi salah satu tim yang banyak berkorban materi musim ini, selain Arema.
Mewakili manajemen Persib, Umuh hanya berharap, ancaman pembatalan dua kompetisi sepak bola bergengsi di Indonesia tersebut tidak benar-benar terjadi. “Kerugian bukan untuk Persib saja, tapi sangat merugikan seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Kompetisi sepak bola Indonesia selama ini merupakan hiburan masyarakat luas. Sehingga bisa dibayangkan, apabila kompetisi yang juga menghibur masyarakat dibatalkan. “Sepakbola itu hiburan masyarakat. Terlebih saya pribadi tidak ada tendensi apa-apa, hanya mengurus sepak bola, bukan urusan politik. Saya lurus-lurus saja demi olaraga dan Persib,” tandasnya.
Selain pertimbangan keamanan, Polri kabarnya mengancam tidak akan menerbitkan izin penyelenggaraan kompetisi, sebab mayoritas klub di Indonesia terlilit masalah tunggakan gaji pemain. Sejumlah pihak dikabarkan memberikan rekomendasi kepada Polri agar tidak memberikan izin penyelenggaraan kompetisi, sebelum berbagai persoalaan menyangkut masalah finansial ini terselesaikan.
“Kalau alasannya karena ada beberapa klub yang tidak membayar gaji pemain, itu bagus tapi hukumannya lebih bagus kepada klub itu sendiri. Klub yang tidak membayar gaji pemain keluarkan saja dari kompetisi, jangan sampai tidak mengijinkian kompetisi bergulir,” tegasnya (dg)