Perpecahan NKRI Isu Strategis Intelijen Asing
NKRI yang dibangun dengan segala jerih payah dan cucuran darah para pahlawan kesuma bangsa kita digoyang keeratan kebangsaan dan nasionalisme kita dengan berbagai upaya yang sistemastis.
Mereka merangsak masuk pada sendi-sendi kekuatan kita dan melumerkan baja persatuan bangsa kita. Bagaikan virus yang menggerogoti pemikiran kita sendiri untuk pada akhirnya memberikan simpati pada usaha mereka. Seperti yang terjadi pada Timtim.
Hanya kebulatan tekad kita yang dapat meredam usaha-usaha tangan jahil imperialis yang masuk dan memecah belah, seperti cara-cara politik la
ma Belanda, devide et empera.
Mereka berusaha memecah kita baik dari usaha di dalam dan diplomasi diluar. Negara adidaya mereka dekati dan negara tetangga yang berbatasi mereka kunjungi. Mereka yang berusaha memecah-mecah dari dalam ini, berusaha secara sistematis untuk memberikan selalu peluang pada separatis RMS dan OPM.
Para pemberontak ini jangan dianggap telah mati. Usaha-usaha mereka telah merangsak masuk justru pada sendi-sendi kekuatan kita.
Penerimaan personil baru TNI mulai distop, persenjataan yang usang tidak kunjung diperbaharui. Selain karena embargo senjata Amerika Serikat pada RI, juga dari gedung DPR melakukan embargo terhadap kucuran anggaran untuk pembelian senjata-senjata baru. LSM asing makin bergerak bebas keluar masuk gedung DPR dan berbagai akses yang bertujuan melemahkan TNI.
Konsolidasi mereka diluar semakin matang, Senat-senat Amerika Serikat yang dulu memberikan sokongan dan dukungan kepada NKRI mereka dekati. Berbagai LSM asing yang sebenarnya independent di propokasi dan dimasuki pemahaman baru. Situs para senator AS ini secara terang-terangan mereka tidak pernah mengakui tentang keberadaan separatis OPM.
Konsep memecah NKRI tidak dilakukan secara tiba-tiba dan untuk waktu jangka pendek, tetapi dilakukan untuk waktu yang sulit ditentukan, untuk berbagai misi yang cukup luas.
Para ujung tombak mereka adalah LSM-LSM yang bergerak bebas di Indonesia. Dengan alasan menggelorakan semangat demokrasi, HAM, kesetaraan, gender dan sebagainya.
Mereka dapat dengan leluasa memberikan pengaruh para berbagai elemen organisasi, dari yang paling vocal yaitu anak-anak mahasiswa kita sampai pada yang paling konservatif secara pemikiran dari kalangan Bapak-bapak kita yang duduk di DPR.
Ronald Surbakti
Jl. Tebet Barat I/19
Jakarta Selatan
No comments:
Post a Comment