Kangker Dapat Dideteksi Dengan Kamera Digital
Berapa lama waktu yang diperlukan seorang ahli medis mendeteksi sel kanker di suatu jaringan tubuh? Di negara berkembang seperti Indonesia mungkin proses itu butuh waktu beberapa hari.
Tapi di Amerika sekelompok ilmuwan baru menemukan cara untuk memotiong waktu itu menjadi hanya beberapa detik, dan juga yang paling penting akan memotong drastis biaya diagnosa kanker.
Peneliti dari Rice University dan University of Texas M.D. Anderson Cancer Center yang dipimpin oleh Profesor Rebecca Richards-Kortum itu menemukan bahwa kamera digital seharga empat juta-an untuk kepentingan fotografi standar yang dimodifikasi dengan kabel serat optik dan zat warna yang selama ini digunakan untuk diagnosa bisa langsung mendeteksi apakah sebuah jaringan telah terjangkit sel kanker atau tidak.
Itu artinya dalam batas tertentu alat-alat pendeteksi besar seperti (Positron Emission Tomography (PET), Computed Tomography (CT), atau Magnetic resonance Imaging (MRI).
Dalam laporan yang dipublikasi jurnal PloS ONE Profesor Richards-Kortum mengatakan “Kamera digital standar bisa menjadi alat yang andal untuk diagnosa visual. Berdasarkan kepraktisan, kemampuan, dan biaya anda berpeluang untuk memanfaatkan alat itu untuk menurunkan biaya kesehatan di negara-neagra berkembang dan menyediakan jasa yang tidak tersedia di negara miskin.”
Dalam penelitain itu para ahli menggunakan kamera Olympus seri E-330 kabel lensa serta optik dan pewarna untuk meneliti tiga sampel jaringan dari sel kanker yang dibiakkan di laboratorium, dari jaringan tumor yang bari diangkat dari tubuh penderita dan jaringan sehat di mulut pasien yang sehat. Hasilnya ahli patologi langsung bisa mengamati dengan jelas dari Liquid Crystal Display di bagian belakang kamera digital mana bagian yang telah terjangkit kanker.
Para peneliti mengatakan perkembangan teknologi di bidang alat electronis dan turunnya biaya produksi akibat tingginya permintaan pasar telah memungkinkan tersedianya teknologi semacam itu di pasar.
Lebih dari itu, professor Richards-Kortum mengatakan bagi dokter yang bukan ahli patologi, alat itu akan tetap bermanfaat karena ahli komputer bisa membuat piranti lunak untuk membantu dokter menginterpretasi hasil pengamatan lewat kamera digital.
No comments:
Post a Comment