UP
    Latest News

Ayo....Naikkan Celanamu!

Stop The Sag
Stop The Sag: Iklan kampanye anti celana melorot. (AP)
Ternyata tak selamanya trend fashion atau tren berpakaian itu membuat orang senang memandangnya, malah tak jarang membuat orang gerah melihatnya. Setidaknya demikian yang terjadi di Amerika Serikat akhir-akhir ini. Tren celana melorot yang kini mewabah dalam tren fashion anak muda New York dan kota-kota lainnya di Amerika, juga di dunia, telah mengundang berbagai kecaman dari berbagai elemen masyarakat. Termasuk presiden Barack Obama sendiri, yang mengatakan, "Beberapa orang mungkin tidak ingin melihat pakaian dalam Anda, saya salah satu dari mereka."



Untuk mengantisipasi wabah tren celana melorot atau menggantung itu, sekarang di Amerika sedang digalakkan kampanye "Naikkan Celana Anda". Untuk menyadarkan bahwa celana melorot memberi citra buruk bagi para pemakainya. Iklan yang sangat besar dipasang untuk mendukung kampanye ini.

Seorang senator di Negara Bagian Brooklyn, Eric Adams, menjadi orang dibalik iklan seharga US$2.000 itu. Iklan yang menunjukkan dua pria bercelana jins melorot  atau menggantung rendah, memperlihatkan celana dalam mereka itu bertuliskan Stop The Sag. Adams tergerak untuk mengakhiri tren berpakaian semacam ini yang telah populer di dunia fashion pria. Dalam sebuah pesan online yang diposting di YouTube, ia mengatakan, "Anda meningkatkan level rasa hormat Anda jika Anda menaikkan celana Anda." Ia meminta orang-orang muda untuk tidak menyerahkan kontrol atas citra diri mereka kepada pihak lain.Politisi itu, seorang pensiunan kapten polisi, merupakan orang paling akhir yang berbicara tentang tren tersebut. Sebelumnya ada Larry Platt, peserta American Idol, yang menjadi sensasi di internet awal tahun ini dengan lagunya, "Pants on the Ground".

Kampanye di New York itu mengikuti hal yang serupa yang terjadi di Dallas, di mana pejabat setempat memulai kampanye "Naikkan Celana Anda" tahun 2007. Sementara di St Petersburg, Florida, seorang kepala SMU memesan ribuan kancing tarik palstik untuk membantu siswa menaikkan celana mereka.

Adams mengatakan, dia merasa muak setelah menyaksikan seorang penumpang kereta yang memakai celana yang bergantung sangat rendah. "Semua orang di kereta memandangnya dan menggelengkan kepala mereka. Namun, tidak seorang pun mengatakan apa-apa untuk memperbaiki cara berpakain orang itu," katanya, seperti dikutip Telegraph, Sabtu.

Tren menggunakan celana yang melorot, kata Mark-Evan Blackman, yang memimpin departemen pakaian pria di New York's Fashion Institute of Technology,
diadaptasi dari penampilan tanpa ikat pinggang dan kadang-kadang dari seragam penjara yang kebesaran. Awalnya tren itu dilihat sebagai gaya jalan. Namun, saat ini gaya itu telah menyebar dari pusat kota ke pusat-pusat perbelanjaan dan ruang sekolah.

Tren tersebut sebetulnya cukup meresahkan banyak pemuka kota di AS. Pada pertengahan Agustus 2007 lalu misalnya, anggota Dewan Kota Atlanta mengusulkan perda yang melarang pemakaian celana melorot karena dianggap tidak senonoh.

Pada Juli 2008, komandan polisi di Kota Flint, negara bagian Michigan, memerintahkan anak buahnya menangkap mereka yang memakai celana melorot karena dianggap sebagai "ekspresi diri yang imoral". Para pemakai celana melorot wajib menaikkan celana mereka atau kena denda atau pun dipenjara.

"Mereka (pemakai celana melorot) menyebutnya itu hanya iseng saja," ujar Komandan Polisi Flint, David Dicks, pada Detroit Free Press.

"Namun saya percaya bahwa itu adalah gangguan nasional," tandasnya.

Polisi setempat telah melakukan razia celana melorot namun belum melakukan penangkapan.

Aparat Kota Lynwood, kota kecil di selatan Chicago, juga menerapkan denda US$ 25 (Rp 225 ribu) bagi orang memelorotkan celananya 8 cm atau lebih.

Anggota Dewan Kota Dallas baru-baru ini juga mengusulkan adanya perda yang melarang tren anak muda itu. "Itu adalah cara berpakaian di depan umum yang tidak pantas," ujar Walikota Don Hill.

Sementara Kota Delcambre di negara bagian Louisiana sudah meluluskan perda yang melarang model celana melorot.

"Pakailah celana dengan baik. Tutupi bagian vitalmu. Maksud saya, bila Anda memamerkan bagian-bagian privat, Anda akan didenda. Bila Anda berjalan dan celana Anda melorot, Anda didenda," kata Walikota Carol Broussard pada The Daily Advertiser. Denda yang diberikan mencapai US$ 500 (sekitar Rp 4,5 juta) atau penjara 6 bulan.

Di Florida, celana melorot ini membuat sensi John Constantin. Pria 54 tahun itu menembak perut David Mitchell (18) karena ogah-ogahan menaikkan celana melorotnya.

Sementara, di Indonesia, tren celana melorot ini juga sudah tidak asing lagi dikalangan anak-anak muda. Tren ini telah menyeruak masuk di berbagai kota serta daerah-daerah terpencil di Indonesia. Makanya perlu juga kita sikapi bagaimana berpakaian yang pantas dan indah dipandang mata banyak orang, tidak asal-asal ikut tren saja. Ayo....Naikkan Celana Anda....!
(gyn/kompas.com/detik.com)

No comments:

Post a Comment