Cara Dan Strategi Dalam Memotivasi Siswa - Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa. Dalam hal ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban guru untuk senantiasa dapat memelihara dan meningkatkan motivasi belajar siswanya. Meminjam pemikiran dari USAID DBE3 Life Skills for Youth, berikut ini beberapa ide yang dapat digunakan oleh guru untuk memotivasi siswa di dalam kelas.
Tips Memotivasi Siswa untuk Belajar
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai
Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis. Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada nilai. Segala tugas di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai seperlunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar
Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingkan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.
9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif dibanding ungkapan negatif. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk berprestasi.
11. Antusias dalam mengajar
Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan kelas.
12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa
Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh siswa memiliki motivasi yang tinggi.
13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi
Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi internal.
14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas
Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan seluruh siswa di kelas tersebut.
15. Hindari penggunaan ancaman
Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu mereka mengambil jalan pintas (mencontek).
16. Hindarilah komentar buruk
Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa di kelas Anda, berkaitan dengan perilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri siswa Anda akan mudah jatuh.
17. Kenali minat siswa-siswa Anda
Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap termotivasi dalam belajar.
18. Peduli dengan siswa-siswa Anda
Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian. Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika anda masih menjadi siswa.
Sumber : @ http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/11/tips-memotivasi-siswa-untuk-belajar/
Home
»
Posts filed under
Pendidikan
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Pengertian dan Hakikat Belajar
Pengertian dan Hakikat Belajar - Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
* Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
* Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
* Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
* Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
* Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
* Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
sumber tulisan : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
* Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
* Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
* Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
* Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
* Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
* Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
5. Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :
1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.
4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.
5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).
6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.
7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).
8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu.
9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
sumber tulisan : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
Cara Belajar Individu
Cara Belajar Individu - Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Di negara-negara maju sistem pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa sehingga individu dapat dengan bebas memilih pola pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Di Indonesia seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi "pintar". Orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak diikutkan dalam berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang seharusnya bisa dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian usaha-usaha tersebut seringkali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada yang justru menimbulkan masalah bagi anak dan remaja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung pintar? Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara belajar yang dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks yang ada di alam semesta. Satu-satunya organ yang dapat mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat dengan baik dalam lingkungan yang menimbulkan rangsangan yang memadai, otak dapat berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun. Otak inilah yang menjadi pusat belajar sehingga harus dijaga dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai triune brain/three in one brain (dalam DePorter & Hernacki, 2001). Bagian pertama adalah batang otak, bagian kedua sistem limbik dan yang ketiga adalah neokorteks.
Batang otak memiliki kesamaan struktur dengan otak reptil, bagian otak ini bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang berasal dari panca indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies.
Disekeliling batang otak terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistem ini berada di bagian tengah otak manusia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Selain itu sistem ini mengatur bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol dalam penggunaan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, perabaan, penciuman sebagai input yang kemudian informasi ini disampaikan ke pemikir dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks terbungkus di sekitar sisi sistem limbik, yang merupkan 80% dari seluruh materi otak. Bagian ini merupakan tempat bersemayamnya pusat kecerdasan manusia. Bagian inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi tubuh manusia. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan, perilaku normal, bahasa, kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal. Dalam neokorteks ini pula kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya adalah : kecerdasan linguistik, matematika, spasial/visual, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal dan intuisi.
Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya maka akan cepat ia menjadi "pintar" sehingga kursus-kursus atau pun les private secara intensif mungkin tidak diperlukan lagi.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
rapi dan teratur
*
berbicara dengan cepat
*
mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
*
teliti dan rinci
*
mementingkan penampilan
*
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
*
mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
*
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
*
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
*
sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis)
*
merupakan pembaca yang cepat dan tekun
*
lebih suka membaca daripada dibacakan
*
dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
*
jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
*
lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
*
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak'
*
lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
*
lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
*
seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
2. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
*
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
*
lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
*
jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
*
dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
*
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
*
berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
*
berbicara dengan sangat fasih
*
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
*
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
*
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
*
mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
*
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
*
lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
3. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
berbicara dengan perlahan
*
menanggapi perhatian fisik
*
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
*
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
*
banyak gerak fisik
*
memiliki perkembangan otot yang baik
*
belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
*
menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
*
menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
*
banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
*
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
*
sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
*
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
*
pada umumnya tulisannya jelek
*
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
*
ingin melakukan segala sesuatu
Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar dirinya) diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai. Bagi para remaja yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat-ingat kembali apa karakteristik belajar anda yang paling efektif. Setelah itu cobalah untuk membuat rencana atau persiapan yang merupakan kiat belajar anda sehingga dapat mendukung agar kemampuan tersebut dapat terus dikembangkan. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memanfaat berbagai media pendidikan seperti tape recorder, video, gambar, dll. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. (http://www.e-psikologi.com)
Di Indonesia seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi "pintar". Orangtua berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak diikutkan dalam berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang seharusnya bisa dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Namun demikian usaha-usaha tersebut seringkali tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada yang justru menimbulkan masalah bagi anak dan remaja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung pintar? Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara belajar yang dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara belajar yang dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi.
Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks yang ada di alam semesta. Satu-satunya organ yang dapat mempelajari dirinya sendiri dan jika dirawat dengan baik dalam lingkungan yang menimbulkan rangsangan yang memadai, otak dapat berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun. Otak inilah yang menjadi pusat belajar sehingga harus dijaga dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang seluruhnya dikenal sebagai triune brain/three in one brain (dalam DePorter & Hernacki, 2001). Bagian pertama adalah batang otak, bagian kedua sistem limbik dan yang ketiga adalah neokorteks.
Batang otak memiliki kesamaan struktur dengan otak reptil, bagian otak ini bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang berasal dari panca indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies.
Disekeliling batang otak terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan luas. Sistem ini berada di bagian tengah otak manusia. Fungsinya bersifat emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Selain itu sistem ini mengatur bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, jantung, gairah seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan. Sistem limbik adalah panel kontrol dalam penggunaan informasi dari indra penglihatan, pendengaran, sensasi tubuh, perabaan, penciuman sebagai input yang kemudian informasi ini disampaikan ke pemikir dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks terbungkus di sekitar sisi sistem limbik, yang merupkan 80% dari seluruh materi otak. Bagian ini merupakan tempat bersemayamnya pusat kecerdasan manusia. Bagian inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi tubuh manusia. Proses yang berasal dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan, perilaku normal, bahasa, kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal. Dalam neokorteks ini pula kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya adalah : kecerdasan linguistik, matematika, spasial/visual, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal dan intuisi.
Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik cara belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain. Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika sang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan karakteristik cara belajar dirinya maka akan cepat ia menjadi "pintar" sehingga kursus-kursus atau pun les private secara intensif mungkin tidak diperlukan lagi.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
rapi dan teratur
*
berbicara dengan cepat
*
mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
*
teliti dan rinci
*
mementingkan penampilan
*
lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
*
mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
*
memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
*
biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik ketika sedang belajar
*
sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta instruksi secara tertulis)
*
merupakan pembaca yang cepat dan tekun
*
lebih suka membaca daripada dibacakan
*
dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan dan berbagai hal lain yang berkaitan.
*
jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan tanpa arti selama berbicara
*
lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
*
sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau "tidak'
*
lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada berpidato/berceramah
*
lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
*
seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai menuliskan dalam kata-kata
2. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
*
mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
*
lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
*
jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
*
dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
*
mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai dalam bercerita
*
berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
*
berbicara dengan sangat fasih
*
lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
*
belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat
*
senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara panjang lebar
*
mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang berhubungan dengan visualisasi
*
lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras daripada menuliskannya
*
lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku humor/komik
3. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
*
berbicara dengan perlahan
*
menanggapi perhatian fisik
*
menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka
*
berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain
*
banyak gerak fisik
*
memiliki perkembangan otot yang baik
*
belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
*
menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
*
menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang membaca
*
banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
*
tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
*
sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
*
menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
*
pada umumnya tulisannya jelek
*
menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
*
ingin melakukan segala sesuatu
Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar dirinya) diharapkan dapat bertindak secara arif dan bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai. Bagi para remaja yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat-ingat kembali apa karakteristik belajar anda yang paling efektif. Setelah itu cobalah untuk membuat rencana atau persiapan yang merupakan kiat belajar anda sehingga dapat mendukung agar kemampuan tersebut dapat terus dikembangkan. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memanfaat berbagai media pendidikan seperti tape recorder, video, gambar, dll. Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. (http://www.e-psikologi.com)
Cara Mempersiapkan Anak Ujian Tanpa Tekanan
Pertama-tama adalah mempersiapkan ruang belajar yang layak bagi anak. Jika meja belajarnya terlihat berantakan, bantulah anak untuk membereskannya. Meja belajar yang lapang dan bersih membuat anak tenang dan siap untuk belajar.
Hindari belajar terlalu malam. Jika anak kurang tidur, maka materi yang telah ia pelajari semalaman, bisa hilang begitu saja ketika ujian.
Pastikan juga anak Anda tidur cukup (minimal tujuh jam). Dengan tidur yang cukup, maka keesokan harinya anak Anda akan segar dan siap menghadapi ujian.
Buatlah suasana rumah senyaman mungkin untuk anak. Suara televisi yang terlalu keras atau canda tawa dari anggota keluarga lain kerap kali mengganggu konsentrasi anak saat belajar.
Saat anak sedang belajar, Anda tidak harus mengontrolnya dengan duduk disamping anak sepanjang waktu. Berikan sang anak sedikit ruang agar ia tidak tertekan. Anda bisa mengontrolnya dengan sekali-kali melihat kondisinya.
Bantulah anak Anda dalam belajar. Misalnya membantunya menghafal sebuah kalimat atau menghitung dalam pelajaran matematika. Jika Anda mempunyai trik yang cukup unik, bocorkanlah trik tersebut agar anak lebih mudah untuk menghafal atau menghitung.
Jangan melarang anak Anda mematikan ipodnya. Beberapa anak merasa lebih berkonsentrasi bila belajar sambil mendengarkan musik. Namun jangan pernah membiarkannya belajar di depan televisi yang menyala. Suara yang dihasilkan televisi hanya mengganggu konsentrasi anak.
Memaksa anak belajar berjam-jam tanpa henti merupakan sebuah kesalahan. Belajar tanpa henti justru akan membuat anak Anda tertekan. Selain itu otak anak tidak bekerja dengan baik ketika tidak beristirahat dalam waktu lama. Oleh karena itu, berikanlah anak Anda istirahat 10 menit setiap belajar selama 90 menit.
Berikan anak Anda makanan yang kaya akan nutrisi untuk meningkatkan kinerja otak. Pastikan juga anak Anda mendapatkan sarapan yang baik agar kinerja otak semakin maksimal saat menghadapi ujian.
Bantu anak membereskan peralatannya untuk berangkat ke sekolah dan pastikan tidak ada yang tertinggal. Terkadang hal kecil yang terlupakan seperti kartu ujian kerap kali membuyarkan konsentrasi anak.
Terakhir, jangan lupa berikan dia reward untuk menghiburnya. Misalkan jika ia cepat menghafal atau setelah selesai belajar, sediakan makanan favoritnya, ajak ia bermain, atau biarkan dia melakukan kegiatan yang disukainya selama batas waktu tertentu.
(http://tips-dunia-anak.blogspot.com/)
Bobot Nilai Ujian Sekolah dan UN Sama
Bobot Nilai Ujian Sekolah dan UN Sama - Dalam menghitung nilai kelulusan siswa, porsi nilai ujian sekolah ataupun ujian nasional tetap tinggi. Porsi nilai UN untuk menentukan nilai akhir siswa sebesar 60 persen. Demikian juga nilai ujian sekolah untuk menentukan nilai sekolah/madrasah dipatok 60 persen.
Sesuai ketentuan dalam prosedur operasi standar (POS) UN tahun ajaran 2010/2011 yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sekolah diberi hak penuh untuk memberi nilai sekolah/madrasah yang nantinya digabung dengan nilai UN untuk menentukan nilai akhir siswa.
Rata-rata nilai akhir siswa yang merupakan 60 persen nilai UN ditambah 40 persen nilai sekolah harus memenuhi nilai minimum 5,5. Nilai setiap mata pelajaran UN paling rendah 4,0.
Penentuan nilai sekolah untuk siswa kelas III SMP dihitung dari 60 persen nilai ujian sekolah ditambah 40 persen nilai rata-rata rapor semester I-V. Adapun untuk siswa kelas III SMA sederajat, nilai rata-rata rapor yang dipakai adalah semester III-V.
Ketua BSNP Djemari Mardapi di Jakarta, Selasa (18/1/2011), mengatakan, kelulusan siswa ditentukan lewat rapat dewan guru.
"Namun, dewan guru harus tetap memerhatikan kriteria kelulusan yang sudah ditetapkan dalam POS UN tahun ajaran 2010/2011," ujar Djemari.
Sesuai ketentuan dalam prosedur operasi standar (POS) UN tahun ajaran 2010/2011 yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), sekolah diberi hak penuh untuk memberi nilai sekolah/madrasah yang nantinya digabung dengan nilai UN untuk menentukan nilai akhir siswa.
Rata-rata nilai akhir siswa yang merupakan 60 persen nilai UN ditambah 40 persen nilai sekolah harus memenuhi nilai minimum 5,5. Nilai setiap mata pelajaran UN paling rendah 4,0.
Penentuan nilai sekolah untuk siswa kelas 3 SMP dihitung dari 60 persen nilai ujian sekolah ditambah 40 persen nilai rata-rata rapor semester 1-5. Adapun untuk siswa kelas 3 SMA sederajat, nilai rata-rata rapor yang dipakai mulai semester 3-5.
Ketua BSNP Djemari Mardapi di Jakarta, Selasa (18/1/2011), mengatakan kelulusan siswa ditentukan lewat rapat dewan guru.
"Namun, dewan guru harus tetap memperhatikan kriteria kelulusan yang sudah ditetapkan dalam POS UN tahun ajaran 2010/2011," ujar Djemari.
Kumpulan Rumus Cepat Matematika (Download File)
KUMPULAN RUMUS CEPAT MATEMATIKA, SOAL TRY OUT UN, MODUL , RPP & SILABUS, TEORI BELAJAR dll , Sangat berguna bagi para siswa maupun guru, Seri pintar matematika ini bersumber dari http://www.masbied.com/matematika/, salah satu blog yang sangat bagus bagi dunia pengetahuan, semoga link - link di bawah bisa di manfaatkan dan berguna bagi kita semua.
Panduan Download :
Klik Kanan pada Judul yang ingin Sahabat Download, Pilih Save Link As atau Save Page As, kemudian Save. Mudah kan?!
Panduan Download :
Klik Kanan pada Judul yang ingin Sahabat Download, Pilih Save Link As atau Save Page As, kemudian Save. Mudah kan?!
Ini adalah Rumus Cepat Matematika SMA. Berasal dari seorang yang mengaku Mr. Gain Method. Entahlah asalnya dari mana. Semoga Allah membalas jasa baik beliau. Silakan klik kanan pada file yang sahabat inginkan, kemudian pilih Save Link As. Ok …
KUMPULAN RUMUS CEPAT MATEMATIKA
- BUKU KUMPULAN RUMUS CEPAT MATEMATIKA [13,7 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Barisan dan Deret [2,26 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Eksponen [541 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Fungsi Kuadrat [1,93 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Gradien Garis [780 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Irisan Kerucut [3,74 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Komposisi dan Fungsi [674 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Limit Fungsi [779 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Logaritma [530 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Matriks [500 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Peluang [234 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Persamaan Garis [2,03 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Persamaan Kuadrat [2,79 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Pertidaksamaan [1,86 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Program Linear [579 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Statistika [1,62 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Trigonometri [919 KB]
- Rumus Cepat Matematika – Turunan [1,62 MB]
- Rumus Cepat Matematika – Vektor [492 KB]
- Tes OSN Matematika SMA [113 KB]
SOAL TRY OUT UN MATEMATIKA
- Soal Try Out UN Matematika SMA-IPA A
- Soal Try Out UN Matematika SMA-IPA B
- Soal Try Out UN Matematika SMA-IPS A
- Soal Try Out UN Matematika SMA-IPS B
- Kunci Jawaban
MODUL MATEMATIKA SMA KELAS X
Bab I Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma- Bentuk Pangkat [176 KB]
- Bentuk Akar [179 KB]
- Bentuk Logaritma [170 KB]
- Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma [Lengkap]
- Menyederhanakan Bentuk Akar
- Ulangan Harian 1 [147 KB]
- Persamaan Kuadrat [248 KB]
- Jenis Akar, Jumlah dan Hasil Kali Akar Persamaan Kuadrat [244 KB]
- Fungsi Kuadrat [387 KB]
- Ulangan Harian 2 [236 KB]
- Sistem Persamaan Linear 2 Variabel [116 KB]
- Sistem Persamaan Linear 3 Variabel [128 KB]
- Ulangan Harian 3 [156 KB]
- Latihan Ulangan Semester 1 [123 KB]
MODUL MATEMATIKA SMA KELAS X [Modul saja]
- Modul Matematika SMA Kelas X – Bentuk Pangkat
- Modul Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
- Modul Matematika SMA Kelas X – Eksponen dan Logaritma
- Modul Matematika SMA Kelas X – Logika
- Modul Matematika SMA Kelas X – Sistem Persamaan Linear
MODUL MATEMATIKA SMA KELAS XI IPA & IPS
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Komposisi dan Fungsi
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Limit Fungsi
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Statistik
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Suku Banyak
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Trigonometri
- Modul Matematika SMA Kelas XI – Turunan Fungsi
MODUL MATEMATIKA SMA KELAS XII IPA & IPS
- Modul Matematika SMA Kelas XII – Barisan dan Deret
- Modul Matematika SMA Kelas XII – Program Linear
- Modul Matematika SMA Kelas XII – Transformasi
- Modul Matematika SMA Kelas XII – Vektor
Ini untuk Bapak dan Ibu Guru, sebagai administrasi pembelajaran. Ada RPP, Silabus, dan Presentasi ICT untuk Matematika SMA. Kali aja ada yang butuh, daripada capek membuat dan ngetik, mending edit saja. Ya toh?!
MODUL ICT (PRESENTASI POWER POINT) MATEMATIKA SMA
Modul ICT Matematika SMA Kelas X
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Grafik Fungsi Kuadrat
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Koordinat Kutub
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika SMA Kelas X – Persamaan Kuadrat
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Kombinasi
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Komposisi Fungsi
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Lingkaran
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Peluang
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Penyajian Data
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Permutasi
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Ruang Sampel
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Suku Banyak dan Teorema Faktor
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Trigonometri
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Trigonometri (Sudut Rangkap)
- Presentasi PowerPoint untuk Matematika Kelas XI – Ukuran Penyebaran Data
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Matriks
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Sifat & Operasi Matriks
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Transformasi (Refleksi)
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Transformasi (Translasi-Dilatasi-Rotasi)
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Turunan
- Modul ICT Matematika Kelas XII – Vektor
RPP & SILABUS MATEMATIKA SMA
Kelas X
- RPP Matematika SMA Kelas X – Bentuk Pangkat, Akar dan Logaritma
- RPP Matematika SMA Kelas X – Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
- RPP Matematika SMA Kelas X – Sistem Persamaan Linear
- RPP Matematika SMA Kelas X – Logika
- RPP Matematika SMA Kelas X – Trigonometri
- RPP Matematika SMA Kelas X – Dimensi Tiga
- Silabus Matematika SMA Kelas X – Semester 1
- Silabus Matematika SMA Kelas X – Semester 2
Kelas XI IPA
- RPP Matematika SMA Kelas XI IPA – Semester 1
- RPP Matematika SMA Kelas XI IPA – Semester 2
- Silabus Matematika SMA Kelas XI IPA
Kelas XI IPS
- RPP Matematika SMA Kelas XI IPS – Semester 1
- RPP Matematika SMA Kelas XI IPS – Semester 2
- Silabus Matematika SMA Kelas XI IPS
Kelas XII IPA
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Integral
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Sistem Persamaan Linear
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPA – Matriks & Vektor
- Silabus Matematika SMA Kelas XII IPA
Kelas XII IPS
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Integral
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Program Linear
- RPP Matematika SMA Kelas XII IPS – Matriks & Vektor
- Silabus Matematika SMA Kelas XII IPS
Yang ini? Monggo didownload saja. Berisi teori belajar matematika oleh para ahli. Apalagi yang masih dalam proses penyelesaian tugas akhir. Pasti butuh. Monggo juga dishare, dicopy paste, diubah sana-sini. Ada komentar?! Silakan …
TEORI BELAJAR MATEMATIKA
- Teori Belajar Bruner
- Teori Belajar Dienes
- Teori Belajar Gagne
- Teori Belajar Guilford
- Teori Belajar Piaget
- Teori Belajar Polya
- Teori Belajar Van Hielle
- Teori Belajar Vygotsky
Nah, yang ini adalah link-link spesial yang sengaja disajikan. Link ini berisi ratusan soal jawab tentang matematika, skripsi matematika dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan latihan soal jawab matematika. Ini penting. Monggo didownload. Gratis!!!
MODUL MATEMATIKA SD, SMP, SMA & PERGURUAN TINGGI
[Update 20 Januari 2011]
- Soal-Soal Matematika SMP Bangun Ruang
- Modul Matematika SMP Himpunan
- Modul Matematika SMP Diagram Venn
- Modul Matematika SMP Bangun Ruang
- Soal-Soal Matematika SMA Turunan Fungsi
- Soal-Soal Matematika SMA Jumlah dan Selisih Dua Sudut pada Trigonometri
- Modul Matematika SMA Membuat Diagram
- Modul Matematika SMA Limit Fungsi
- Modul Matematika SMA Dilatasi
- Modul Matematika SMA Barisan Aritmatika
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Resume Statistik Lengkap
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Subruang pada Vektor
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Metode Simpleks
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Penerapan Persamaan Linear
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Statistika Regresi
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Regresi Linear dan Korelasi Berganda
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Kalkulus Sentensial
- Modul Matematika Perguruan Tinggi Distribusi Peluang Farik dan Malar
BANK SOAL MATEMATIKA [Update 5 Januari 2011]
- Bank Soal Matematika SMA Bab Logika
- Bank Soal Matematika SMP/ MTs.
- Bank Soal Matematika SMA Part 1
- Bank Soal Matematika SMA Part 2
- Bank Soal Mid Semester Ganjil SMA/ MA Lengkap
- Bank Soal Olimpiade Matematika
- Bank Soal Semester Ganjil SMA/ MA Lengkap
- Bank Soal Semester Genap SMA/ MA Lengkap
- Bank Soal Try Out Matematika SMA
- Bank Soal Try Out UN Matematika IPA 2011
- Bank Soal Try Out UN Matematika IPS 2011
- Bank Soal UAS SD/ MI
- Bank Soal UAS SMA/ MA
- Bank Soal UAS SMP/ MTs.
- Bank Soal UN SD Terbaru
- Bank Soal UN SMA/ MA Terbaru
- Bank Soal UN SMP/ MTs. Terbaru
- Modul ICT Matematika SMA Kelas XII IPA & IPS
- Modul Maple untuk Pembelajaran Matematika
- Modul Matematika SMA Kelas XI IPA & IPS
- Modul Matematika SMA Kelas XII IPA & IPS
- Modul Matematika SMA Kelas X
- Persamaan Differensial Homogen
- Prediksi Soal UAN SMA 2011
- Prediksi Soal UN SD, SMP, SMA 2011
- Silabus, RPP dan KTSP SD/ MI
- Silabus, RPP dan KTSP Matematika SMP/ MTs.
- Silabus, RPP dan KTSP SMP/ MTs.
- Silabus, RPP dan KTSP SMA/ MA
- Draft Skripsi Matematika : Efektivitas Penggunaan Maple Terhadap Hasil Belajar Matematika
- Skripsi Matematika : Efektivitas Penggunaan Maple
- Kumpulan Judul Skripsi Pendidikan Matematika
- Kumpulan Judul Skripsi Matematika (Part 3)
- Kumpulan Judul Skripsi Matematika (Part 4)
- Kumpulan Judul Skripsi Matematika (Part 5)
- Kumpulah Makalah Problematika Pendidikan Matematika
Pengumuman Ujian Masuk PTN 2011
Pengumuman Ujian Masuk PTN 2011 - Ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2011 akan dilaksanakan serentak pada 31 Mei dan 1 Juni 2011. Selain seleksi masuk melalui ujian tertulis, ada pula jalur undangan yang dulu bernama penelusuran minat dan kemampuan.
Sebanyak 60 perguruan tinggi negeri akan menerima mahasiswa baru melalui jalur undangan.
”Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini berdasarkan prestasi akademik dengan melihat nilai rapor dan prestasi-prestasi lain, termasuk nilai ujian nasional,” kata Ketua Umum Panitia SNMPTN Herry Suhardiyanto kepada wartawan, Rabu (12/1), di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso, dan Ketua Majelis Rektor PTN Musliar Kasim.
Karena ujian nasional (UN) menjadi pertimbangan, siswa yang tidak lulus UN akan kehilangan kesempatannya meski sudah mendapat undangan.
Untuk mengisi kursi kosong tersebut, perguruan tinggi negeri (PTN) diberi kesempatan mengisinya dari hasil seleksi mandiri yang ditetapkan berjumlah 40 persen dari total daya tampung mahasiswa baru.
”Makanya, seleksi mandiri itu didorong setelah SNMPTN,” kata Herry.
Direktur Jenderal Dikti Djoko Santoso mengatakan, pada tahun ini diperkirakan akan ada 800.00 pendaftar yang memperebutkan sekitar 200.000 di 60 PTN peserta SNMPTN.
Calon mahasiswa yang mendaftar diperbolehkan memilih dua PTN dan tiga program studi di setiap PTN. Dari 200.000 total daya tampung PTN tahun ini, sekitar 120.000 di antaranya akan diterima melalui jalur tertulis dan keterampilan dan jalur undangan. Sisanya, PTN diperbolehkan melakukan seleksi melalui jalur mandiri.
Teguran
Terkait dengan sejumlah PTN yang hendak melaksanakan seleksi mandiri sebelum SNMPTN, Herry mengatakan, tidak bisa menjatuhkan sanksi apa pun selain teguran dari Kementerian Pendidikan Nasional. ”Kami pada posisi mengimbau dan mengajak para rektor agar bersedia memenuhi jadwal SNMPTN,” ujarnya.
Sementara biaya pendaftaran untuk jalur undangan sebesar Rp 175.000 per pelamar dan biaya pendaftaran jalur ujian tertulis/keterampilan sebesar Rp 150.000 (kelompok IPA atau IPS) dan Rp 175.000 (kelompok IPC) serta Rp 150.000 untuk ujian keterampilan per peserta untuk setiap ujian.
”Calon mahasiswa atau orangtua bisa mengakses situs SNMPTN untuk mendaftar di mana saja melalui jaringan internet. Pembayarannya juga bisa secara online di seluruh jaringan Bank Mandiri, seperti ATM, internet banking, dan SMS banking,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa diperoleh di situs www.snmptn.ac.id atau melalui akun twitter: @snmptn2011 atau Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 di Gedung Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Dermaga, Bogor, Jawa Barat. Bisa juga melalui call center 08041-450-450 dan e-mail: panitia@snmptn.ac.id. (LUK)
Sebanyak 60 perguruan tinggi negeri akan menerima mahasiswa baru melalui jalur undangan.
”Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur ini berdasarkan prestasi akademik dengan melihat nilai rapor dan prestasi-prestasi lain, termasuk nilai ujian nasional,” kata Ketua Umum Panitia SNMPTN Herry Suhardiyanto kepada wartawan, Rabu (12/1), di Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso, dan Ketua Majelis Rektor PTN Musliar Kasim.
Karena ujian nasional (UN) menjadi pertimbangan, siswa yang tidak lulus UN akan kehilangan kesempatannya meski sudah mendapat undangan.
Untuk mengisi kursi kosong tersebut, perguruan tinggi negeri (PTN) diberi kesempatan mengisinya dari hasil seleksi mandiri yang ditetapkan berjumlah 40 persen dari total daya tampung mahasiswa baru.
”Makanya, seleksi mandiri itu didorong setelah SNMPTN,” kata Herry.
Direktur Jenderal Dikti Djoko Santoso mengatakan, pada tahun ini diperkirakan akan ada 800.00 pendaftar yang memperebutkan sekitar 200.000 di 60 PTN peserta SNMPTN.
Calon mahasiswa yang mendaftar diperbolehkan memilih dua PTN dan tiga program studi di setiap PTN. Dari 200.000 total daya tampung PTN tahun ini, sekitar 120.000 di antaranya akan diterima melalui jalur tertulis dan keterampilan dan jalur undangan. Sisanya, PTN diperbolehkan melakukan seleksi melalui jalur mandiri.
Teguran
Terkait dengan sejumlah PTN yang hendak melaksanakan seleksi mandiri sebelum SNMPTN, Herry mengatakan, tidak bisa menjatuhkan sanksi apa pun selain teguran dari Kementerian Pendidikan Nasional. ”Kami pada posisi mengimbau dan mengajak para rektor agar bersedia memenuhi jadwal SNMPTN,” ujarnya.
Sementara biaya pendaftaran untuk jalur undangan sebesar Rp 175.000 per pelamar dan biaya pendaftaran jalur ujian tertulis/keterampilan sebesar Rp 150.000 (kelompok IPA atau IPS) dan Rp 175.000 (kelompok IPC) serta Rp 150.000 untuk ujian keterampilan per peserta untuk setiap ujian.
”Calon mahasiswa atau orangtua bisa mengakses situs SNMPTN untuk mendaftar di mana saja melalui jaringan internet. Pembayarannya juga bisa secara online di seluruh jaringan Bank Mandiri, seperti ATM, internet banking, dan SMS banking,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa diperoleh di situs www.snmptn.ac.id atau melalui akun twitter: @snmptn2011 atau Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 di Gedung Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Dermaga, Bogor, Jawa Barat. Bisa juga melalui call center 08041-450-450 dan e-mail: panitia@snmptn.ac.id. (LUK)
M. Iqbal, Siswa IPS Dengan Nilai Terbaik UN Se-Sumbar
M. Iqbal, Siswa IPS Dengan Nilai Terbaik UN Se-Sumbar: Iqbal, mengenakan jaket kulit warna hitam. Ia adalah siswa IPS SMA 1 Padang yang meraih nilai terbaik tahun ini yaitu 52,8 (Foto: Dok.Pribadi)
Kabar menggembirakan menghampiri SMA 1 Padang. Pasalnya, keluarga besar kelas IPS SMA 1 Padang patut berbangga hati seiring kabar salah seorang siswanya meraih nilai terbaik Ujian Nasional. Dia bernama M.Iqbal. Cowok satu ini terkenal dengan pribadi yang santai, low profile, dan tidak begitu menonjol dalam segi akademik, tak juga membuat seorang pun yang menyangka kalau ia akan meraih predikat nilai terbaik untuk jurusan IPS Se-Sumatera Barat.
M.Iqbal atau yang lebih akrab disapa Ajo, berhasil dihubungi reporter inioke.com sore kemarin, Rabu (28/04). Ia mengaku sangat bangga bisa mendapatkan nilai terbaik Ujian Nasional. "Saya nggak menyangka lho kalau akan mendapat nilai terbaik untuk jurusan IPS Se-Sumatera Barat," ungkap cowok berkulit putih ini.
Lebih lanjut kepada inioke.com, ia juga sedikit membeberkan berita gembira terkait lulusnya cowok berkulit putih ini melalui jalur PMDK di Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.
Banggakan Indonesia dengan Prestasi
Setiap kita tentu menginginkan Indonesia bangga. Berbagai macam cara yang dilakukan anak-anak bangsa untuk dapat membanggakan Indonesianya. Nah, teman-teman kita berikut ini sudah membanggakan Indonesia dengan prestasi-prestasinya, baik di ajang nasional, maupun internasional.
Maret 2010 lalu karateka Indonesia meraih juara dua di kompetisi karate Lebanon. Karateka Indonesia yang diwakili oleh para anggota Kontingen Garuda TNI di UNIFIL ikut berpartisipasi dalam Kompetisi Karate Kyokushin Kai Internasional di Lebanon. Ketiga karateka yang turun di kelas 70 kg, 75 kg dan 90 kg tersebut berhasil menyabet juara kedua dalam kompetisi yang diikuti 46 karateka dari berbagai negara seperti Kuwait, Jerman, dan tuan rumah Lebanon.
Tak kalah dengan karateka tersebut, M. Ironnanda Kurnia Jabbar dan Dirgantara Reksa Ginanjar, siswa SMA Pribadi Indonesia-Turki, Jawa Barat yang telah menemukan dan mengembangkan program komputer (sotfware) yang mereka namakan Virtual Doctor. Program tersebut layaknya dokter sungguhan, di mana dapat menentukan jenis penyakit maupun memberikan resep obat hanya hitungan menit. Cara kerja program ini adalah memasukan data kondisi badan saat mengalami suatu gejala sakit. Kita mendesain suatu program yang bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh. Cara kerjanya dengan mendeteksi gejala-gejala dalam tubuh kita. Virtual Doctor ciptaan dua siswa Indonesia tersebut dibuktikan pada ajang International Science and Technology Exhibition (ISTE), pada 28 Oktober sampai 1 November 2008 lalu, di Puerto Allegro, Brasil. Tak tanggung-tanggung, kedua remaja ini langsung menyabet emas dalam ajang tersebut. Ajang ini mengikutsertakan 92 project dan diikuti oleh 17 negara di Amerika, Eropa dan Asia ini. Hebat, ya? Apalagi kedua anak Indonesia berprestasi ini berhasil meraih beasiswa hingga jenjang S3.
Dalam IMO (International Mathematics Olympiad) 2008 lalu, Indonesia berhasil menyabet medali perak, dua perunggu, serta dua penghargaan honorable mention. IMO 2008 diselenggarakan di Madrid dari tanggal 10 hingga 22 Juli. Pelajar Indonesia yang kembali menggoreskan prestasi pada kejuaraan Internasional Olimpiade Matematika adalah Andres Dwi Maryanto dari SMAK Kolose St. Yusuf Malang yang meraih medali perak. Selain itu, tim olimpiade Indonesia juga mempersembahkan dua medali perunggu masing-masing oleh Aldrian Olbaja dari SMAK 1 BPK Bandung dan Fahmy Fuady dari SMA Pribadi Bandung.Selain itu Indonesia juga memperoleh dua penghargaan honourable mention yang diterima Joseph Andreas dari SMAK BPK Penabur Jakarta dan Saadah Sajana Carita dari SMA Semesta. Oleh karena itu, posisi Indonesia dalam olimpiade matematika menaik menjadi peringkat ke-36 dunia.
Sedangkan dalam IBO (International Biology Olympiad), Indonesia merebut dua perak dan dua perunggu. IBO yang berlangsung 13-20 Juli 2008, di Mumbai, India menyumbangkan medali perak untuk Indonesia olehAnugerah Erlaut (siswa kelas XI SMA Kharisma Bangsa, Tangerang) dan I Made Dwi Ariawan (siswa kelas XII SMAN 1 Tabanan, Bali). Sedangkan, dua medali perunggu disumbangkan Yanuar Dwi Putra (siswa kelas XII SMA Semesta Semarang, Jawa Tengah) dan Satria Cahya Pamungkas (siswa kelas XI SMAN 9 Yogyakarta). Dan berbagai olimpiade lainnya, Indonesia juga menorehkan prestasi. Indonesia raih empat emas di Olimpiade Astronomi 2008.
Pada tahun 2009, empat pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah dunia lewat ajang The Second Annual International Sustainable World (Energy, Engineering & Environment) Project Olympiad), I-SWEEEP 2009, yang berlangsung di Amerika Serikat. Mereka berhasil menyabet medali emas dan perak. Reza Dwiaji, Luthfi Rais, Dede Cintya, dan Evelyn Lee bangga dengan prestasinya tersebut. Dalam presentasinya di bidang lingkungan, Dede dan Evelyn meneliti penggunaan debu terbang hasil pembakaran batu bara untuk mengurangi keasaman pada air hujan serta mengurangi polusi udara.
Selain itu, mewakili nama Indonesia, dua siswa SMA Pribadi Bandung, Arief Akbar Muhamad (16) dan Arman Deskiharto (17) berhasil meraih medali perunggu/juara ketiga di bidang kimia pada International Enviroment Project Olympiad (Inepo) Euroasia 2009 di Baku, Azerbaijan. Kedua siswa yang tergabung dalam satu tim itu mengusung makalah dan hasil penelitian potensi biji bengkuang yang dijadikan insektisida organik.
Tak habis-habisnya prestasi-prestasi tersebut bermunculan. Nama Indonesia menjadi bahan pembicaraan di kalangan peneliti dunia karena Poster Prize/Award di sebuah seminar paling bergensi di bidang Electrorhelogical Fluid and Magnetorheological Suspensions, yang dipresentasikan oleh Muhammad Agung Bramantya.
Nah, banyak sekali prestasi-prestasi yang membanggakan Indonesia. Mereka sudah memulainya. Bagaimana dengan kita? Semoga semakin memotivasi remaja-remaja Indonesia untuk terus berprestasi.