Banggakan Indonesia dengan Prestasi
Setiap kita tentu menginginkan Indonesia bangga. Berbagai macam cara yang dilakukan anak-anak bangsa untuk dapat membanggakan Indonesianya. Nah, teman-teman kita berikut ini sudah membanggakan Indonesia dengan prestasi-prestasinya, baik di ajang nasional, maupun internasional.
Maret 2010 lalu karateka Indonesia meraih juara dua di kompetisi karate Lebanon. Karateka Indonesia yang diwakili oleh para anggota Kontingen Garuda TNI di UNIFIL ikut berpartisipasi dalam Kompetisi Karate Kyokushin Kai Internasional di Lebanon. Ketiga karateka yang turun di kelas 70 kg, 75 kg dan 90 kg tersebut berhasil menyabet juara kedua dalam kompetisi yang diikuti 46 karateka dari berbagai negara seperti Kuwait, Jerman, dan tuan rumah Lebanon.
Tak kalah dengan karateka tersebut, M. Ironnanda Kurnia Jabbar dan Dirgantara Reksa Ginanjar, siswa SMA Pribadi Indonesia-Turki, Jawa Barat yang telah menemukan dan mengembangkan program komputer (sotfware) yang mereka namakan Virtual Doctor. Program tersebut layaknya dokter sungguhan, di mana dapat menentukan jenis penyakit maupun memberikan resep obat hanya hitungan menit. Cara kerja program ini adalah memasukan data kondisi badan saat mengalami suatu gejala sakit. Kita mendesain suatu program yang bisa mendeteksi penyakit dalam tubuh. Cara kerjanya dengan mendeteksi gejala-gejala dalam tubuh kita. Virtual Doctor ciptaan dua siswa Indonesia tersebut dibuktikan pada ajang International Science and Technology Exhibition (ISTE), pada 28 Oktober sampai 1 November 2008 lalu, di Puerto Allegro, Brasil. Tak tanggung-tanggung, kedua remaja ini langsung menyabet emas dalam ajang tersebut. Ajang ini mengikutsertakan 92 project dan diikuti oleh 17 negara di Amerika, Eropa dan Asia ini. Hebat, ya? Apalagi kedua anak Indonesia berprestasi ini berhasil meraih beasiswa hingga jenjang S3.
Dalam IMO (International Mathematics Olympiad) 2008 lalu, Indonesia berhasil menyabet medali perak, dua perunggu, serta dua penghargaan honorable mention. IMO 2008 diselenggarakan di Madrid dari tanggal 10 hingga 22 Juli. Pelajar Indonesia yang kembali menggoreskan prestasi pada kejuaraan Internasional Olimpiade Matematika adalah Andres Dwi Maryanto dari SMAK Kolose St. Yusuf Malang yang meraih medali perak. Selain itu, tim olimpiade Indonesia juga mempersembahkan dua medali perunggu masing-masing oleh Aldrian Olbaja dari SMAK 1 BPK Bandung dan Fahmy Fuady dari SMA Pribadi Bandung.Selain itu Indonesia juga memperoleh dua penghargaan honourable mention yang diterima Joseph Andreas dari SMAK BPK Penabur Jakarta dan Saadah Sajana Carita dari SMA Semesta. Oleh karena itu, posisi Indonesia dalam olimpiade matematika menaik menjadi peringkat ke-36 dunia.
Sedangkan dalam IBO (International Biology Olympiad), Indonesia merebut dua perak dan dua perunggu. IBO yang berlangsung 13-20 Juli 2008, di Mumbai, India menyumbangkan medali perak untuk Indonesia olehAnugerah Erlaut (siswa kelas XI SMA Kharisma Bangsa, Tangerang) dan I Made Dwi Ariawan (siswa kelas XII SMAN 1 Tabanan, Bali). Sedangkan, dua medali perunggu disumbangkan Yanuar Dwi Putra (siswa kelas XII SMA Semesta Semarang, Jawa Tengah) dan Satria Cahya Pamungkas (siswa kelas XI SMAN 9 Yogyakarta). Dan berbagai olimpiade lainnya, Indonesia juga menorehkan prestasi. Indonesia raih empat emas di Olimpiade Astronomi 2008.
Pada tahun 2009, empat pelajar Indonesia kembali mengharumkan nama bangsa di kancah dunia lewat ajang The Second Annual International Sustainable World (Energy, Engineering & Environment) Project Olympiad), I-SWEEEP 2009, yang berlangsung di Amerika Serikat. Mereka berhasil menyabet medali emas dan perak. Reza Dwiaji, Luthfi Rais, Dede Cintya, dan Evelyn Lee bangga dengan prestasinya tersebut. Dalam presentasinya di bidang lingkungan, Dede dan Evelyn meneliti penggunaan debu terbang hasil pembakaran batu bara untuk mengurangi keasaman pada air hujan serta mengurangi polusi udara.
Selain itu, mewakili nama Indonesia, dua siswa SMA Pribadi Bandung, Arief Akbar Muhamad (16) dan Arman Deskiharto (17) berhasil meraih medali perunggu/juara ketiga di bidang kimia pada International Enviroment Project Olympiad (Inepo) Euroasia 2009 di Baku, Azerbaijan. Kedua siswa yang tergabung dalam satu tim itu mengusung makalah dan hasil penelitian potensi biji bengkuang yang dijadikan insektisida organik.
Tak habis-habisnya prestasi-prestasi tersebut bermunculan. Nama Indonesia menjadi bahan pembicaraan di kalangan peneliti dunia karena Poster Prize/Award di sebuah seminar paling bergensi di bidang Electrorhelogical Fluid and Magnetorheological Suspensions, yang dipresentasikan oleh Muhammad Agung Bramantya.
Nah, banyak sekali prestasi-prestasi yang membanggakan Indonesia. Mereka sudah memulainya. Bagaimana dengan kita? Semoga semakin memotivasi remaja-remaja Indonesia untuk terus berprestasi.
No comments:
Post a Comment