Hadi Rudyatmo : Saya Sanggup Satukan Persis Solo
Kondisi persepakbolaan Indonesia masih dinaungi konflik dualisme kepengurusan PSSI maupun kompetisi. Bahkan konflik tersebut akan masih berkepanjangan mengingat kubu KPSI melalui PT LI akan memulai kompetisi musim 2013 pada bulan Januari mendatang. Sementara kompetisi dibawah PSSI bentukan PT LPIS baru akan menggulirkannya pada Maret 2013. Hal ini kembali mengundang perhatian dari Walikota Solo Hadi Rudyatmo yang juga mantan anggota Komite Normalisasi saat KLB PSSI di Solo. Pria yang akrab disapa Rudy ini menilai, baik PT LPIS maupun PT LI seharusnya menahan dulu ego untuk menggulirkan masing-masing kompetisi sebelum ada titik temu solusi kisruh di PSSI. Bahkan Rudy belum lama ini bertemu dengan CEO PT LI Joko Driyono dan menyampaikan masukan terkait kompetisi profesional sepakbola Indonesia.
“Kemarin sudah saya sampaikan pada Joko Driyono alangkah baiknya kompetisi digelar setelah persoalan PSSI selesai, baik itu PT LI maupun LPIS,” kata Rudy saat ditemui di GOR Manahan, Sabtu (29/12) pagi.
Rudy menegaskan, dirinya berjanji ikut menyelesaikan konflik di Persis Solo. Kasus dualisme Persis Solo selama ini, akan segera disatukannya dengan catatan ada solusi dan kesepakatan di tubuh PSSI sebagai induk organisasi sepakbola tertinggi. “Karena tanpa menyelesaikan persoalan di tubuh PSSI, kompetisi saya jamin tidak akan nyaman. Kalau saya sanggup-sanggup saja menyatukan Persis Solo. Tapi syaratnya harus ada kejelasan solusi konflik PSSI,”
“Tanggal 10 Januari besok AFC mau ke Indonesia untuk menyelesaikan konflik. Itu yang kita tunggu dan sekaligus ada sinyal digelarnya KLB. Ya itu dilakukan dulu, dengan menata pengurus dan kompetisi,” lanjut Rudy.
Ditambahkan, apabila kedatangan dari perwakilan AFC tidak juga sanggup menyelesaikan permasalahan sepakbola Indonesia, alangkah baiknya kedua pihak, baik PSSI dan KPSI dibubarkan, dalam hal ini pemerintah harus mengambil alih. Dirinya tidak berharap ada sanksi bagi PSSI oleh FIFA atas campur tangan pemerintah, namun lebih kepada demi kepentingan bangsa dan negara.
“Kalau konflik memang tidak bisa diselesaikan oleh AFC, ya lebih baik dibubarkan saja dua-duanya (PSSI dan KPSI). Task Force dan Kemenpora (pemerintah) membentuk panitia Screening Committee dan Organizing Committee untuk menggelar KLB. Jika perlu Komite Normalisasi oleh Pak Agum Gumelar turun lagi. Setelah pertemuan dengan AFC besok, Task Force harus memberi deadline yang jelas, kapan dilakukan KLB. Solo kapanpun siap jika diminta kembali jadi rujukan tuan rumah KLB,” pungkasnya.(fP)
No comments:
Post a Comment