Alat ukur Berat Badan , Mandometer
Peneliti asal Bristol, Inggris, menemukan Mandometer, alat yang terhubung dengan komputer ini mampu memodifikasi perilaku makan seseorang.
Saat menghadapi menu, besar porsi makanan dan berat badan akan dihubungkan dengan komputer. Selanjutnya, komputer akan memberi rekomendasi porsi makan dan menu yang sesuai dengan berat badan seseorang.
Alat yang dibuat di Institut Karolinska Stockholm mendorong pasien obesitas mengurangi jumlah asupan makanan dan menguyah makanan lebih lama. Jika responden mulai makan dengan cepat, alat akan memberi peringatan agar segera memperlambat mengunyah.
Penelitian dilakukan secara acak terhadap 106 pasien anak usia 9-17 tahun menunjukkan perubahan perilaku terjadi selama masa observasi.
"Kegemukan pada anak mendunia dan hingga kini masih minim sistem untuk mengatasinya," jelas Professor Julian Hamilton, kepala tim peneliti seperti VIVAnews kutip dari majalah Guardian. "Riset ini menemukan bahwa penderita obesitas memakan porsi besar dalam waktu yang sangat cepat," kata Hamilton.
Selama masa observasi 12 bulan dan dilanjutkan menjadi 18 bulan, massa indeks dan skor berat badan pasien penderita obesitas menurun secara signifikan dibandingkan kelompok yang makan tanpa menggunakan Mandometer.
Kelompok Mandometer mengurangi jumlah porsi makan sebesar 11 persen, sementara kelompok lain meningkatkan porsi makan 4 persen. "Tingkat kolesterol baik pada kelompok Mandometer meningkat secara nyata."
Peneliti menyimpulkan, mempertahankan pola makan selama enam bulan akan menjaga indeks massa tubuh dan mengubah prilaku makan dalam jangka panjang.
"Intervensi terhadap perilaku makan mungkin berpengaruh jika digunakan pada terapi mengurangi kegemukan," Hamilton menuturkan.
Saat menghadapi menu, besar porsi makanan dan berat badan akan dihubungkan dengan komputer. Selanjutnya, komputer akan memberi rekomendasi porsi makan dan menu yang sesuai dengan berat badan seseorang.
Alat yang dibuat di Institut Karolinska Stockholm mendorong pasien obesitas mengurangi jumlah asupan makanan dan menguyah makanan lebih lama. Jika responden mulai makan dengan cepat, alat akan memberi peringatan agar segera memperlambat mengunyah.
Penelitian dilakukan secara acak terhadap 106 pasien anak usia 9-17 tahun menunjukkan perubahan perilaku terjadi selama masa observasi.
"Kegemukan pada anak mendunia dan hingga kini masih minim sistem untuk mengatasinya," jelas Professor Julian Hamilton, kepala tim peneliti seperti VIVAnews kutip dari majalah Guardian. "Riset ini menemukan bahwa penderita obesitas memakan porsi besar dalam waktu yang sangat cepat," kata Hamilton.
Selama masa observasi 12 bulan dan dilanjutkan menjadi 18 bulan, massa indeks dan skor berat badan pasien penderita obesitas menurun secara signifikan dibandingkan kelompok yang makan tanpa menggunakan Mandometer.
Kelompok Mandometer mengurangi jumlah porsi makan sebesar 11 persen, sementara kelompok lain meningkatkan porsi makan 4 persen. "Tingkat kolesterol baik pada kelompok Mandometer meningkat secara nyata."
Peneliti menyimpulkan, mempertahankan pola makan selama enam bulan akan menjaga indeks massa tubuh dan mengubah prilaku makan dalam jangka panjang.
"Intervensi terhadap perilaku makan mungkin berpengaruh jika digunakan pada terapi mengurangi kegemukan," Hamilton menuturkan.
No comments:
Post a Comment