Hans Peter Schaller akan Laporkan Persiba ke FIFA
Rasa dongkol tampaknya masih dirasa Hans Peter Schaller. Niat untuk memimpin Persiba Balikpapan berlaga di Indonesia Super League (ISL) 2012/2013 urung dilakukan lantaran manajemen Beruang Madu bersikap sebaliknya. Ya, Schaller harus berbesar hati lantaran mendapati dirinya dipecat sejak Selasa (18/12) lalu. Melalui penerjemahnya, Dimas, Schaller menyampaikan unek-uneknya.
Dalam hal ini perlu diluruskan. Saya menolak untuk dikatakan dipecat atau mengundurkan diri. Saya hanya menarik diri dari tim untuk sementara waktu dan itu saya lakukan sejak latihan Senin (17/12) lalu. Saya ada melampirkan email kepada manajemen dengan maksud mencari solusi terbaik untuk masa depan klub. Itu saja, tidak ada lain. Saya berbuat demikian, bukan semata-mata mengabaikan tanggung jawab sebagai pelatih. Melainkan untuk kepentingan bersama. Dan saya akui, dalam kesempatan itu saya juga mempertanyakan hak saya, dan itu wajar.
Contoh kecil, berbicara uang makan. Dalam sehari, manajemen mempunyai kewajiban untuk membayar Rp 180 ribu, yang jika ditotal selama sebulan sejumlah Rp 5,4 juta. Uang sebanyak itu dicicil dua kali setiap bulannya. Awalnya lancar, namun belakangan tidak lagi. Seperti bulan lalu di mana uang makan saya tidak dibayar, sekurangnya Rp 4 juta. Saya tekankan sekali lagi, saya perlu uang karena saya lapar. Dan juga gaji dari musim lalu sebesar Rp 50 juta yang masih ditunggak. Itu semua sesuai dengan kontrak.
Saya berusaha untuk menahan diri, termasuk membantah ada provokasinya yang saya lakukan terhadap pemain untuk melakukan aksi kepada manajemen.
Mungkin, saya akan melapor ke FIFA. Seperti Alfred Riedl yang dipecat sepihak oleh PSSI. Hasilnya, Riedl menang dan PSSI harus membayar ganti rugi.
Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk merombak skuad musim lalu. Asal Anda tahu, saya membuat proposal tergantung pada tujuan klub. Apa yang menjadi alasan pemain seperti Made, Asri, Sultan pergi karena masalah uang (gaji). Itu masalah pemain dengan manajamen. Sebagai pelatih, tanggung jawab saya sebatas menyusun kerangka tim, latihan, menyiapkan tim untuk kompetisi. Bukan memecat pemain, karena bukan wewenang saya.
Soal itu, saya telah mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum (Syahril HM Taher) di restoran Swiss-Bel Hotel Samarinda. Kita berbicara terkait hasil seri yang kita peroleh sewaktu lawan Mitra Kukar. Ketua saat itu mengatakan jika manajemen tak memasang target apa-apa di IIC. Secara pribadi, saya kira tidak ada yang salah dengan permainan tim.
Memang, hasil akhir tidak berpihak pada kita. Namun bagi saya, bermain adil adalah sesuatu yang istimewa.
No comments:
Post a Comment