2 hari lagi, Djohar Arifin di meja hijaukan
Konflik sepak bola Indonesia memasuki babak baru setelah Forum voter Solo yang beranggotakan 87 voter sah PSSI akan menggugat PSSI pimpinan Djohar Arifin karena mengklaim PSSI mereka yang sah. Bagi voter Solo, PSSI yang sah adalah PSSI Kongres Luar Biasa Ancol pimpinan La Nyalla Mattaliti.
"Mereka telah mengaku-ngaku PSSI padahal 87 voter sah sudah mencabut mandat. Dan mereka sudah menyalahi AD/ART organisasi," kata salah satu perwakilan 87 voter Solo, Yunus Nusi di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (8/1/2013)
Kata Yunus, dalam waktu dekat ini, 87 voter itu akan segera menujuk pengacara untuk menyeret PSSI pimpinan Djohar Arifin ke meja hijau.
"Mungkin satu dua hari ini kita akan menunjuk kuasa hukum. Dan pengadilan mana kami memasukan gugatan, itu belum kami tentukan. Akan kami tentukan setelah menunjuk kuasa hukum," tandasnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yuniarto mengatakan Meski telah lama berkecimpung di dunia sepak bola, namun Djohar tak memiliki pengalaman untuk memajukan sepakbola tanah air.
Hal itu dikatakan Haryo menyikapi sikap PSSI yang tidak mau mengakomodir kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini. Padahal, PSSI merupakan federasi sepakbola Indonesia yang harusnya mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan ISL.
"Maka saya katakan tanpa ragu-ragu saat di (hotel) Century dulu, pak Djohar tidak tahu aturan. Bapak Djohar boleh mengatakan orang lama di sepak bola tapi aturan-aturan itu ternyata tidak dikuasainya," kata Haryo disela-sela pertemuan dengan APPI, Jumat (4/1).
Bukan hanya Ketua Umum PSSI saja yang menjadi kritikan Haryo, tapi juga Sekertaris Jendral PSSI Halim Mahfudz. Menurutnya, kedatangan Halim ke PSSI justru kian memperkeruh sepak bola nasional yang sudah terjadi dalam setahun terakhir.
"Entah orang darimana tiba-tiba ngomong beginilah begitulah. Bicaranya ngawur semua. Saya pegang surat dari AFC kompetisi boleh dilaksanakan untuk season 2013. Diberikan waktu sampai 2014. Jelas disebut ada ISL dan ada IPL dengan dua organisasi yang berbeda," tandasnya.
(wbs)
"Mereka telah mengaku-ngaku PSSI padahal 87 voter sah sudah mencabut mandat. Dan mereka sudah menyalahi AD/ART organisasi," kata salah satu perwakilan 87 voter Solo, Yunus Nusi di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (8/1/2013)
Kata Yunus, dalam waktu dekat ini, 87 voter itu akan segera menujuk pengacara untuk menyeret PSSI pimpinan Djohar Arifin ke meja hijau.
"Mungkin satu dua hari ini kita akan menunjuk kuasa hukum. Dan pengadilan mana kami memasukan gugatan, itu belum kami tentukan. Akan kami tentukan setelah menunjuk kuasa hukum," tandasnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Harian Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Haryo Yuniarto mengatakan Meski telah lama berkecimpung di dunia sepak bola, namun Djohar tak memiliki pengalaman untuk memajukan sepakbola tanah air.
Hal itu dikatakan Haryo menyikapi sikap PSSI yang tidak mau mengakomodir kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim ini. Padahal, PSSI merupakan federasi sepakbola Indonesia yang harusnya mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan ISL.
"Maka saya katakan tanpa ragu-ragu saat di (hotel) Century dulu, pak Djohar tidak tahu aturan. Bapak Djohar boleh mengatakan orang lama di sepak bola tapi aturan-aturan itu ternyata tidak dikuasainya," kata Haryo disela-sela pertemuan dengan APPI, Jumat (4/1).
Bukan hanya Ketua Umum PSSI saja yang menjadi kritikan Haryo, tapi juga Sekertaris Jendral PSSI Halim Mahfudz. Menurutnya, kedatangan Halim ke PSSI justru kian memperkeruh sepak bola nasional yang sudah terjadi dalam setahun terakhir.
"Entah orang darimana tiba-tiba ngomong beginilah begitulah. Bicaranya ngawur semua. Saya pegang surat dari AFC kompetisi boleh dilaksanakan untuk season 2013. Diberikan waktu sampai 2014. Jelas disebut ada ISL dan ada IPL dengan dua organisasi yang berbeda," tandasnya.
(wbs)
No comments:
Post a Comment