UP
    Latest News

Bonek vs Arema : Bonek Duluan Menyerang Aremania , 1 Bonek Tewas

Bentrok dua kelompok suporter pecah di Sidoarjo, Surabaya dan Gresik, kemarin. Tawuran itu mengakibatkan satu suporter tewas, puluhan orang terluka, puluhan rumah rusak, dan satu sepeda motor hangus dibakar. Tak hanya itu, akses tol Surabaya-Sidoarjo juga sempat ditutup dan macet beberapa jam.


Bentrok itu melibatkan suporter Arema Malang Aremania dengan pendukung Persebaya Surabaya, Bonek.

Aroma tawuran sejatinya sudah tercium sejak siang saat rombongan Aremania yang naik 20 bus dan puluhan mobil pribadi masuk ke Tol Porong-Surabaya sekitar pukul 11.30. Ketika itu, di beberapa jembatan yang melintang di atas tol tampak beberapa pemuda beratribut hijau.       

Jumlah terbanyak berada di KM 18 yang masuk wilayah Wage, Taman, Sidoarjo. Di titik itupula bentrokan pertama pecah.

Informasinya saat itu puluhan suporter beratribut hijau yang identik dengan bonek melempar rombongan bus Aremania dengan batu dari atas jembatan. Lemparan diikuti oleh mereka yang berada di pinggir pembatas tol.

Aksi itu ternyata mendapat balasan. Rombongan Aremania berhenti dan turun dari kendaraan. "Mereka lalu terlibat aksi saling lempar dan kejar-kejaran," terang Kapolsek Taman, Sidoarjo Kompol Fathoni.

Menang jumlah suporter Aremania merangsek ke depan hingga keluar tol. Saat ramai-ramai itu ada seorang pengendara motor Honda Beat nopol W 5119 ST bernama Hendra Andiawan, 22 yang melintas di flyover.

Karena takut menjadi korban bentrokan, pria asal Tulangan, Sidoarjo menyelamatkan diri dengan meninggalkan motornya. Dalam situasi itulah motor Hendra dibakar puluhan suporter Aremania.

"Sebenarnya aparat sudah melakukan pengamanan dan pencegahan," kata Fathoni. Setelah peristiwa itu polisi pun bergegas menetralisir dan meminta Aremania melanjutkan perjalanan.        

Reda di Sidoarjo, bentrok ternyata berlanjut di Surabaya. Sekitar pukul 13.00, rombongan Aremania sampai di KM 7 yang berada di kawasan Kupang Indah. Di sini kerusuhan kembali pecah. Entah apa yang menjadi pemicunya. Namun sejumlah Aremania turun dari kendaraan yang mereka tumpangi.

Ratusan supporter asal Malang itu merangsek keluar tol menuju Jalan Raya Kupang Indah. Sejumlah mobil yang melintas di rusak. Tak cukup di situ, sebuah depo air isi ulang franchise dirusak. Kacanya dipecah dan sejumlah orang melakukan sweeping di dalam depo tersebut.

Rizal salah satu karyawan mengatakan, saat mengetahui kelompok suporter beratribut biru-biru melempari deponya, dia langsung masuk sembari menyelamatkan uang di laci meja. Dia bersama sejumlah karyawan perempuan sembunyi di bagian dalam depo.

"Saya dari luar terdengar perempuan teriak-teriak minta tolong. Saya tidak tahu perempuan itu diapakan, kami takut keluar," ujar Rizal. Ternyata beberapa orang saksi mata mengatakan perempuan yang teriak itu seorang mahasiswi yang dianiaya kelompok suporter yang sama.     

"Tadi sini ini perempuan itu dikeroyok," ujar Sadikin, salah seorang juru parkir. Dia juga tak berani bertindak karena jumlah Aremania yang banyak. Tak cukup disitu, ketika kembali masuk ke tol dan melaju ke utara kelompok suporter ini kembali membuat ulah.    

Tepatnya di KM 6 yang berada di kawasan kampung Simo Gunung Barat Tol. Di sana ratusan Aremania yang sebelumnya berulah di Kupang Indah kembali turun dari tol. Mereka menyerang warga dengan senjata tajam dan melempari batu.    

Salah satu korban pelemparan ialah Sutrisno, 20. Pemuda ini sebenarnya melintas di jalan itu untuk hendak pulang ke arah Girilaya. "Saya ndak tahu apa-apa, lewat sini terus diserang. Kepala saya dilempar batu dan dipukuli," ujar Sutrisno. Dia mengalami luka bocor di pelipis kirinya.    

Secara brutal Aremania juga menyerbu warga yang terlihat didepannya. Itu disampaikan Ayu, seorang ibu yang kemarin terlihat sesenggukan sembari membawa bayinya. Ayu mengatakan saat itu dia menyuapi anaknya sembari ngobrol dengan tetangganya. "Tiba-tiba datang lemparan batu ke arah bayi saya," paparnya.    

Merangseknya Aremania keluar dari tol menunjukkan kecolongannya PJR Polda Jatim. Sebab sejak melintas di KM 7, tak terlihat pengawalan dari polisi. "Kami tidak diberitahu soal rombongan suporter dari Malang yang melintas. Tiba-tiba saja ada insiden di wilayah kami," ujar salah seorang perwira polisi di Sukomanunggal.    

PJR Polda Jatim memang sengaja tidak mengawal rombongan Aremania saat melintas di wilayah Surabaya. Alasan mereka, suporter itu dibawa dengan kendaraan tertutup. "Ini benar-benar di luar dugaan," kata Panit PJR 2 Polda Jatim Iptu Sigit.     

Untuk menghindari kejadian serupa, PJR Polda Jatim terpaksa menutup tol untuk sementara. Penutupan dilakukan sejak pukul 18.00 kemarin malam. Massa dari Aremania pun dikawal balik melalui Lamongan-Mojokerto hingga tiba di Malang.   

Meski begitu, sejumlah bonek tetap siaga di beberapa titik tol. Mereka bahkan sempat dihalau dan dibubarkan dengan tembakan gas air mata oleh polisi.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini ikut turun menenangkan warganya. Risma sempat menemui bonek di tol. Akibat kerusuhan ini seluruh tol Waru " Perak macet total. Bahkan sejumlah kendaraan dipaksa keluar dari tol untuk memasuki jalanan kota.(gr)

Kronologis

- Sekitar pukul 11.30 rombongan Aremania yang menumpang bus dan kendaraan pribadi masuk Tol Porong-Sidoarjo.

- Saat memasuki KM 18 sekitar pukul 12.00 rombongan mereka ditimpuki batu dari atas jembatan dan pembatas tol oleh oknum suporter Persebaya Bonek

- Aremania mencoba membalas dengan turun dari kendaraan. Sempat terjadi saling lempar dan kejar-kejaraan diantara kedua kelompok suporter tersebut.

- Saat itu ada pengendara motor yang lewat. Karena ketakutan dia meninggalkan motornya. Oknum suporter Aremania membakar motor tersebut.

- Polisi dari PJR dan Polsek Taman lalu datang segera melakukan pengamanan. Setelah itu rombongan Aremania melanjutkan perjalanan ke Gresik melalui Surabaya

- Di KM 7 arah Utara, Aremania turun di tol dan merangsek keluar tol. Mereka merusak sejumlah rumah dan kendaraan

- Di KM 6 Aremania kembali turun di tol dan merangsek menyerang warga Simo Gunung Barat Tol.

No comments:

Post a Comment