Pelatih dan manejer Berantem , Bank BNI gak Jadi Sponsori Sriwijaya
- Mencuatnya konflik yang melibatkan pelatih Kas Hartadi dan Manajer Robert Heri ternyata memberikan dampak besar bagi Sriwijaya FC. Bahkan tim Laskar Wong Kito langsung kehilangan dana Rp 900 juta, kemarin. “Hari ini (kemarin, Red) seharusnya SFC mendapatkan dana sponsor Rp 900 juta. Tetapi akhirnya dibatalkan,
karena mencuatnya permasalahan antara Kas Hartadi dan Robert Heri,” ujar Direktur Keuangan dan Marketing PT SOM Augie Bunyamin didampingi sekretaris perusahaan Faisal Mursyid dengan nada kesal.
Pria yang juga Direktur hotel Swarna Dwipa ini menjelaskan, Sriwijaya FC telah melakukan komunikasi dan melobi Bank BNI untuk menjadi sponsor. “Semuanya telah disepakati, dan rencananya hari ini (kemarin, Red) tanda tangan kontrak. Tetapi tiba-tiba datang tiga orang Direktur dari Bank BNI dan menyatakan penundaan kerjasama tersebut,” keluh Augie.
Dana tersebut, diungkapkannya sangat dibutuhkan Sriwijaya FC. “Rencananya uang tersebut akan digunakan untuk membiayai perjalanan tim dalam laga tandang lawan Arema dan Gresik United. Semuanya kini telah pupus,” bebernya.
Untuk itu, Manajemen Sriwijaya FC memanggil pelatih Kas Hartadi untuk mencari solusi terbaik atas persoalan internal yang mencuat ke publik. Pertemuan tersebut diharapkan menjadi akhir dari suasana ‘panas’ antara Kas Hartadi dengan Robert Heri.
“Malam ini (kemarin, Red) saya akan panggil Kas Hartadi. Saya ingin mengetahui apa keinginan Kas, jadi bisa ada solusi terbaik,” ucap Augie.
Augie menegaskan, dirinya perlu memberikan klarifikasi kepada publik agar informasi yang berkembang tidak semakin liar. Augie yang turut hadir dalam rapat evaluasi, Senin (18/02) sore tersebut membeberkan bahwa Robert Heri hanya memberikan beberapa pertanyaan kepada pelatih demi kebaikan tim kedepan.
“Pak Robert bertanya soal cederanya tiga pemain inti, Tantan, Ramdani, dan Fakhrudin, sehingga bagaimana nanti ketika melawan Arema. Selain itu ada juga pertanyaan soal Diogo yang dicadangkan. Soalnya Manajemen dituntut untuk tetap menjaga Sriwijaya FC dalam koridor juara, jadi saya pikir pertanyaan-pertanyaan seperti itu wajar-wajar saja,” imbuh Augie.
Augie cukup kesal karena beredar informasi kalau kurang moncernya performa Tantan dan kawan-kawan karena masalah keuangan, khususnya bonus juara Inter Island Cup (IIC) 2012 lalu, serta keterlambatan gaji. Sebagai Direktur Keuangan, Augie merasa terusik dan kecewa. Bonus IIC memang telah cair dari PT Liga Indonesia sebesar Rp 120 juta, tapi telah digunakan untuk membiayai tim pada babak semi final dan final IIC tersebut, yang butuh dana sekitar Rp 220 juta.
“Memang benar itu, tapi bisakan jadi alasan masalah tersebut membuat performa tim jadi jelek. Soalnya PSPS, Persiwa Wamena, serta hampir seluruh tim lainnya justru punya beban utang 7 bulan gaji kepada para pemainnya, buktinya permainannya tetap stabil,” urai Augie.
Menurut Augie, Sriwijaya FC saat ini masih dalam kondisi krisis keuangan dan sangat membutuhkan sosok Robert Heri. Soalnya pria yang juga Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumsel ini sukses menggaet banyak sponsor.
“Kalau ada 10 orang seperti pak Robert Heri, Manajemen akan tenang. Saat ini saja pak Robert Heri telah berhasil menggaet 5 perusahaan besar untuk menjadi bapak asuh bagi para pemain,” katanya.
Ditegaskan pria berambut cepak ini, pihaknya akan menindak tegas jika ada pihak-pihak tertentu yang ingin menggembosi Sriwijaya FC. “Bisa saja ada yang memberikan bisikan menyesatkan kepada Kas Hartadi untuk merusak nama baik Sriwijaya FC. Kas untuk saat ini belum ada rencana untuk disanksi, tetapi tentu harus diperjelas semua duduk persoalannya,” pungkasnya.(ts)
No comments:
Post a Comment